Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, Berbagai Efek Buruk dari Minum Kopi secara Rutin

Kompas.com - 16/01/2022, 09:04 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minum secangkir kopi di pagi hari memang bisa membuat tubuh terasa segar dan siap untuk menjalani hari.

Efeknya bukan hanya itu karena kopi dinilai memang memiliki banyak manfaat kesehatan.

Misalnya saja, dalam 40 studi yang diterbitkan di European Journal of Epidemiology pada 2019 lalu.

Diketahui, minum dua hingga empat cangkir kopi setiap hari dapat menurunkan tingkat kematian dengan berbagai penyebab.

Baca juga: 3 Alasan Kopi Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Sudah Tahu?

Penelitian juga menghubungkan konsumsi kopi dalam jumlah sedang atau sekitar 3-5 cangkir per hari.

Misalnya dengan penurunan risiko diabetes tipe dia, kanker tertentu, penyakit jantung, depresi, batu empedu, penyakit Parkinson, dan demensia.

Kendati demikian, kafein dalam kopi tidak selamanya baik bagi tubuh.

Ada beberapa dampak negatif dari kebiasaan minum kopi secara rutin, seperti dikutip dari laman Eat This Not That.

Kurang tidur dan efek buruknya

Kafein dalam kopi merupakan senyawa stimulan yang memberikan sentakan kewaspadaan.

Nah, kafein ini bekerja dengan membuat reseptor otak tidak dapat merasakan zat kimia yang disebut adenosin, sebuah depresan di sistem saraf pusat.

Semakin lama kita terjaga, tingkat adenosin pun akan meningkat sehingga kewaspadaan “ditekan” serta membuat kita mengantuk.

Namun asupan kafein akan mencegah hal itu terjadi, khususnya jika kita minum kopi di sore hari.

American Academy of Sleep Medicine menyebutkanwaktu paruh kafein adalah lima jam.

Artinya, jika kita minum secangkir kopi dengan 100 milligram kafein maka tubuh akan menyimpan 50 miligram kafein hingga lima jam kemudian.

Bahkan, menurut studi Journal of Clinical Sleep Medicine, meminum kopi enam jam sebelum tidur dapat mengurangi waktu tidur selama satu jam penuh.

Kurang tidur bisa memicu banyak masalah kesehatan sehingga tidak boleh terlalu sering dilakukan.

Baca juga: Ini Resep Kopi yang Disebut Bisa Meningkatkan Libido

Serangan panik

Orang yang menderita kecemasan dan gangguan panik sebaiknya menghindari minum kopi berkafein, kecuali sudah terbiasa.

Hal ini sesuai hasil eksperimen dalam Depression & Anxiety menemukan bahwa 48 persen pasien dengan diagnosis gangguan panik.

Mereka terbukti mengalami serangan panik jika mengonsumsi 400 hingga 480 miligram kafein.

Kegelisahan, tekanan darah tinggi, dan peningkatan denyut jantung

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein tidak berpengaruh pada tekanan darah.

Ada yang menyebutkan manfaatnya dapat menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.

Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa terlalu banyak kafein dapat memicu kecemasan, tekanan darah tinggi, dan peningkatan detak jantung.

Tak heran kan jika ada yang merasa gelisah setelah meminum kopi dalam porsi besar namun perut kosong?

Serangan jantung & stroke

Kopi dapat meningkatkan tekanan darah dan homosistein, asam amino yang terkait dengan kerusakan arteri.

Harvard Health Letter menyebutkan, ada peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, terutama pada mereka yang tidak minum kopi secara teratur.

Lalu, penelitian yang dilakukan oleh European Journal of Preventive Cardiology juga menghubungkan jenis metode brewing kopi dengan serangan jantung dan umur panjang.

Baca juga: 7 Pilihan Minuman Penghilang Ngantuk, Tak Cuma Kopi

"Kopi tanpa filter mengandung zat yang meningkatkan kolesterol darah," ujar peneliti Dag Thelle, seorang profesor senior di Universitas Gothenburg, Swedia.

Menggunakan filter saat proses breweing akan menghilangkan risiko ini.

Masalah kehamilan

Jika dikonsumsi bersamaan, kafein bisa menghilangkan khasiat dari obat-obatan osteoporosis.Unsplash/Snapbythree Jika dikonsumsi bersamaan, kafein bisa menghilangkan khasiat dari obat-obatan osteoporosis.

Mengkonsumsi banyak kafein setiap hari telah terbukti dapat meningkatkan masalah kehamilan.

Misalnya, mempelambat pertumbuhan janin yang lambat, penurunan berat badan saat bayi lahir, dan meningkatnya risiko keguguran.

"Kafein dapat melewati plasenta dan memengaruhi detak jantung bayi Anda," kata Jennifer Ashton, MD, Kepala Koresponden Medis untuk ABC News.

American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan wanita membatasi kafein hingga 200 miligram per hari—yaitu sekitar dua cangkir kopi.

Namun, penelitian yang akan diterbitkan di JAMA Open Network menunjukkan, jumlah kafein harian yang rendah selama kehamilan tetap memengaruhi pertumbuhan janin.

Riset tersebut dilakukan oleh Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development.

Baca juga: 9 Ide Makanan Pendamping Kopi

Disimpulkan, ada kaitan antara konsumsi kafein dengan konsentrasi darah dan ukuran tubuh bayi yang baru lahir.

Wanita yang mengaku meminum kafein yang setara setengah cangkir kopi sehari memiliki bayi yang lebih kecil dan berat badan lebih ringan.

Dengan begitu, dalam keadaan tertentu, mungkin sebaiknya kita membatasi jumlah kopi yang dikonsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com