KOMPAS.com - Efek samping yang ringan dan dirasa lebih “aman” merupakan salah satu alasan yang awalnya membuat banyak orang yang memilih Sinovac atau CoronaVac sebagai vaksin untuk menangkal Covid-19.
Selain -tentu saja, karena vaksin ini adalah salah satu vaksin pertama yang tersedia di Indonesia, ketika pandemi mulai melanda.
Ya, Sinovac memang berbeda dengan vaksin yang dibuat dengan teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA), seperti Pfizer atau Moderna.
Vaksin mRNA dibuat dengan cara membuat protein yang memicu respons imun di dalam tubuh.
Sementara, Sinovac dibuat layaknya vaksin pada umumnya, yaitu dengan memasukkan inactivated virus atau virus tak berdaya yang dapat merangsang antibodi tubuh.
Baca juga: Arab Saudi Akui Efektivitas 6 Vaksin Covid-19, Sinovac Termasuk
Hal ini juga membuat sebagian orang -termasuk di Indonesia, merasa tak yakin dengan vaksin berteknologi mRNA dan menganggap bahwa Sinovac lebih aman.
Namun, benarkah begitu? Lalu, seberapa efektifkah vaksin Sinovac?
Untuk mengetahui jawabannya, simak paparan berikut ini.
Selain di Indonesia, rupanya Sinovac cukup populer di Singapura.
Bahkan, banyak penduduk Singapura rela membayar demi mendapatkan vaksin Sinovac karena vaksin ini bukanlah vaksin gratis dari program Pemerintah.
Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.