Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konten Kekerasan Seksual Bikin Overthinking, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 17/01/2022, 16:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Paparan konten kekerasan seksual yang memenuhi media sosial membuat banyak orang tidak nyaman dan overthinking. 

Akibatnya, berbagai emosi negatif bermunculan seperti ketakutan, cemas, stres dan guncangan mental lainnya.

Isu ini memang sedang hangat jadi topik pembahasan, termasuk lewat film, berita hingga podcast.

Derasnya pemberitaan, informasi maupun konten terkait kekerasan seksual membuat kita sulit melewatkannya.

Namun jika hal itu terbukti memicu emosi negatif, termasuk overthinking, dari diri kita, apa yang seharusnya dilakukan?

Psikolog klinis, Arindah Arimoerti Dano mengatakan, kita perlu menyadari respon diri ketika mendapatkan paparan isu tersebut, baik gejala yang muncul dari pikiran, perasaan maupun fisik.

"Apa yang terpikir pertama kali, apa yang terasa, emosi yang muncul seperti takut, geram, marah, kecewa, sedih, itu perlu kita sadari," jelasnya ketika berbincang dengan Kompas.com, Senin (17/01/2021).

Baca juga: Isu Kekerasan Seksual Kian Masif, Awas Terpicu Emosi Negatif

Demikian pula jika tubuh menunjukkan tanda-tanda fisik yang mengkhawatirkan seperti sesak napas, deg-degan, sakit punggung, sakit kepala dan sulit tidur.

Arindah mengatakan, respon tersebut perlu disadari untuk menjaga kesehatan mental kita.

Ketika menyimak konten kekerasan seksual dan langsung memunculkan reaksi negatif, artinya, ia menilai, kita perlu mendapatkan bantuan.

Misalnya dari teman dekat, pasangan, keluarga atau bahkan tenaga profesional jika memungkinkan.

Penanganannya reaksi tersebut bisa berbeda-beda untuk setiap orang, apalagi jika memiliki latar belakang trauma serupa, kata Arinda.

Tidak ada metode atau treatment yang bisa diberlakukan untuk semua orang sehingga perlu pemahaman lebih jauh terkait pribadi tersebut.

Pilih media terbaik ketika harus menyimak isu kekerasan seksual

Ada kalanya, kita harus menyimak konten kekerasan seksual demi kebutuhan pekerjaan, pendidikan atau sekedar ingin menambah wawasan.

Jika kondisi mengharuskan demikian, Arindah menekankan pentingnya menyadari respon pribadi dan memberikan waktu untuk diri sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com