Kesehatan reproduksi perempuan merupakan hal utama dan sangat menentukan keberlangsungan fungsi reproduksi suatu bangsa.
Menjaga kesehatan reproduksi perempuan merupakan langkah utama yang penting dilakukan sejak usia dini.
Karena keterlambatan dalam mengenali dan mengendalikan segala faktor yang memengaruhi kesehatan reproduksi tersebut, akan berdampak terhadap kualitas kesehatan reproduksi perempuan untuk jangka panjang, sehingga terkadang sulit untuk memperbaikinya.
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa, yang ditandai dengan adanya pertambahan tinggi dan berat badan, perubahan komposisi massa tubuh, perubahan komposisi lemak tubuh, perubahan aktivitas hormon reproduksi, perubahan perilaku kejiwaan, perubahan perilaku sosial, emosional, minat dan cara berpikir/kecerdasan (BKKBN, 2000).
Di samping faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, perubahan fungsional organ reproduksi perempuan juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi, aktivitas fisik, pola asuh kedua orang tua/keluarga, faktor genetik dan faktor epigenetik.
Ciri khas dari proses pematangan fungsi reproduksi perempuan di awali dengan adanya pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan diakhiri dengan terjadinya haid atau menstruasi dengan siklus yang teratur.
Proses pematangan fungsi reproduksi yang baik dan terjaga, tentu sangat diperlukan untuk menjamin agar perempuan ini tetap siap dan sehat di saat menjalankan proses kehamilan.
Sesuai yang dituliskan pada buku ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo 2016 (Saifuddin AB, ed.), klasifikasi perkembangan remaja dapat dibagi menjadi Remaja awal usia 11-13 tahun, Remaja madya usia 14-16 tahun, Remaja akhir usia 17-20 tahun.
Berdasarkan kajian dari Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010 yang dipublikasi pada Jurnal Kesehatan Reproduksi 2019, diamati bahwa usia pertama kali perempuan Indonesia mengalami haid (menarche) adalah semakin muda, yaitu ketika mereka mencapai usia 11 tahun.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Burhanuddin, 2007, melaporkan bahwa dari 400 pelajar putri Bugis di Sulawesi Selatan, beberapa telah mengalami menarche ketika berusia 10,62 tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.