Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andon Hestiantoro
Guru Besar FK UI

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ketua Cluster Human Reproduction, Infertility and Family Planning, IMERI, UI
Manajer Kerjasama, Ventura dan Hubungan alumni, FKUI

Pengajar dan Peneliti pada Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Gangguan Haid Remaja Selama Pandemi

Kompas.com - 17/01/2022, 17:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada penelitian yang dilakukan dr. Singh di India, dijumpai bahwa remaja putri dengan IMT normal atau IMT kurang, 79,64 persen dan 65,83 persen, berturut-turut, memiliki siklus haid normal.

Sedang kelompok remaja putri dengan kegemukan hanya sekitar 33,3 persen saja yang memiliki siklus haid normal.

Perubahan pola haid pelajar SLTA masa pandemi 

Pengamatan Adipramono dan Hestiantoro tahun 2021, yang dilakukan terhadap 923 siswi SMA di Jakarta melalui kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pola makan, pola tidur, aktivitas sehari hari, dan pola haid, ketika mereka sedang menjalani kegiatan pendidikan penuh waktu dari rumah.

Pada penelitian tersebut dilakukan pula pengukuran berat badan dan lingkar perut secara langsung terhadap para pelajar putri SLTA di Jakarta tersebut.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa selama pandemi Covid-19, pelajar putri SLTA ini tidak banyak melakukan aktivitas fisik, lebih banyak duduk, berbaring, membaca, serta mengikuti proses belajar mengajar melalui fasilitas “daring”.

Enam puluh empat persen dari pelajar putri tersebut mengeluhkan gangguan siklus haid, berupa haid yang memanjang, siklus haid tidak teratur, dan nyeri haid.

Kelompok pelajar putri dengan gangguan haid, lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak yaitu lebih dari 70 gram/hari, lebih banyak konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula rata rata lebih dari 25 gram/hari, kemudian ditambah dengan konsumsi serat yang rendah yaitu kurang dari 29 gram/hari.

Kelompok pelajar putri dengan gangguan siklus haid memiliki lingkar pinggang lebih besar dari 80 cm, yaitu dengan rata-rata 82 cm.

Pada penelitian ini didapatkan hubungan bermakna antara gangguan haid dengan aktivitas fisik yang rendah, pola makan yang tidak baik, serta lingkar pinggang yang lebih besar dari 80 cm atau disebut juga dengan istilah obesitas sentral.

Dari penelitian kami tersebut dapat terlihat bahwa pengaturan asupan kalori serta nutrisi yang sehat dan seimbang, disertai dengan kecukupan asupan serat dan dilengkapi dengan aktivitas fisik baik merupakan hal penting agar remaja putri dapat menjaga siklus haid tetap normal.

Dengan selalu memperhatikan hal tersebut, diharapkan remaja putri akan memiliki kesehatan reproduksi yang baik serta terhindar dari kelainan sindrom metabolik seperti obesitas sentral, kegemukan, hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan stroke, di masa mendatang.

Peran pendampingan orangtua serta guru kepada remaja putri menjadi sangat penting, dan hal ini harus dilakukan sejak masa anak, dan dilanjutkan pada masa remaja sampai masa dewasa muda.

Remaja putri perlu mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksinya, sehingga mereka dapat memahami arti dari kesehatan reproduksi bagi perempuan, dan mampu mempraktikan gaya hidup sehat, seperti pola makan yang sehat dan seimbang, yang disertai dengan aktivitas fisik yang baik.

Pendampingan orangtua serta guru yang baik akan membuat remaja putri kita terhindar dari risiko sindrom metabolik dan sekaligus memiliki kesehatan reproduksi yang baik, terutama untuk mempersiapkan kehamilan sehat demi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas prima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com