Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2022, 17:51 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

Kemudian, Kislev memelajari pola hubungan di lebih dari 30 negara. Ia mewawancarai lebih dari 140 orang berstatus lajang di AS dan Eropa yang berusia antara 30-78 tahun.

Orang-orang yang diwawancarai Kislev memiliki gender, seksualitas, latar belakang sosial ekonomi serta etnis berbeda.

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Sangat Takut Melajang?

Ditemukan, perbedaan nyata antara lajang yang bahagia dengan yang tidak terletak pada cara mereka memandang stereotip lajang.

Beberapa lajang yang bahagia memiliki pengalaman yang seru, seperti bepergian atau mencari hobi baru.

"Mereka menggunakan waktu untuk mengisi ulang dan berfokus pada diri mereka selama melajang," kata Kislev.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com