KOMPAS.com - Beberapa artis Indonesia dituding menggunakan dan mempromosikan Hermes palsu.
Tuduhan ini beredar setelah akun Instagram @thefakebirkinslayer mengunggah potret sejumlah artis Tanah Air tersebut.
Akun dengan followers 72,7 ribu ini memang kerap menguliti selebgram maupun artis yang dianggap mengenakan Hermes KW.
Baca juga: Perkara Tas Birkin Dijadikan NFT, Hermes Menangi Gugatan
Terlepas dari kehebohan yang sedang jadi bahasan netizen, ada beberapa orang memang rela membeli barang KW demi bisa tetap bergaya mengikuti fashion terkini.
Kita bisa dengan mudahnya menjumpai banyak seller barang branded palsu di media sosial, e-commerce, sampai toko konvensional.
Istilah yang digunakan untuk merujuk pada barang KW juga bisa bervariasi, seperti kualitas premium, grade ori, grade premium, dll.
Peredaran barang tiruan ini tentu saja merugikan produsen aslinya, seperti rumah mode mewah atau merek lainnya.
Namun, penggunaan barang KW juga berisiko mempermalukan penggunanya dan mencoreng citra diri kita sendiri.
Baca juga: Selebritas Korea ini Kedapatan Pakai Barang KW, Apa Alasannya?
Toh, tetap saja banyak orang gemar membeli barang tiruan dan rela menanggung risikonya.
Tren menggunakan barang mewah kini memang sedang meningkat karena pengaruh para selebritas.
Banyak yang ingin memakai produk yang sama dengan idolanya sehingga membeli barang branded palsu dengan tampilan serupa dengan harga lebih terjangkau.
Namun, uang dan harga bukan satu-satunya motif orang menggunakan barang KW.
Dikutip dari laman South China Morning Post, ada empat tipe pengguna barang KW dengan motif yang berbeda-beda.
Dreamitators adalah kombinasi dari dreamers alias pemimpi and imitators atau peniru.
Tipe ini mendominasi para pembeli barang KW demi mendapatkan pengakuan instan dan meningkatkan status sosialnya.