Oleh: Fauzi Ramadhan & Fandhi Gautama
SETIAP memulai tahun baru, kita memiliki lonjakan semangat untuk mencoba hal-hal baru atau mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri.
Semangat ini disebabkan karena diri kita seperti “terlahir kembali”.
Biasanya, sebelum menyalurkan semangat tersebut, kita membuat to-do list yang akan dilakukan dalam setahun penuh atau disebut resolusi tahun baru.
Berdasarkan goskills, terdapat sepuluh resolusi yang umumnya orang-orang impikan dengan harapan melahirkan suatu kebiasaan positif.
Kesepuluh resolusi tersebut adalah rajin berolahraga, mengurangi berat badan, mengorganisasi hidup, mempelajari kemampuan atau hobi baru, berusaha hidup sepenuhnya, mengelola keuangan, berhenti merokok, menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman, bepergian lebih sering, dan membaca lebih banyak buku.
Akan tetapi, dalam perjalanannya, hidup yang dijalani terkadang tidak sejalan dengan apa yang direncanakan.
Akibatnya, daftar resolusi tahun baru yang dibuat harus terpaksa dicoret. Tidak jarang, ketika belum memasuki pertengahan tahun atau bahkan masih di bulan Januari, kita sudah gagal melaksanakannya.
Nyatanya, hal ini tidak dialami oleh sebagian orang saja. Menurut studi yang dilakukan oleh Richard Wiseman dari Universitas Bristol, sekitar 52 persen dari 3000 responden menyatakan bahwa mereka percaya diri akan sukses menjalani resolusi yang direncanakan.
Sayangnya, setahun kemudian, hanya 12 persen yang berhasil menjalani resolusi.
Kegagalan yang dialami ini biasanya karena terdapat tidak realistisnya rencana dengan kemampuan yang ada di dalam diri kita, seperti kesiapan fisik, mental, atau finansial.
Kemudian, dari ketidaksiapan tersebut, diri menjadi kewalahan dengan daftar resolusi tahun baru.
Menurut Kathy Caprino, edukator kepemimpinan dan karir, dalam tulisannya di forbes, menjelaskan bahwa terdapat tiga alasan mengapa resolusi tahun baru selalu gagal dialami orang.
Pertama, resolusi yang dijalankan hanya mengandalkan perubahan sikap semata.
Padahal, modal utama untuk menjalani resolusi adalah perubahan perspektif, baru kemudian dieksekusi dengan perubahan sikap.