KOMPAS.com - Varian Omicron Covid-19 pertama kali diumumkan kehadirannya pada akhir November 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Omicron dikenal dapat menyebar dengan sangat cepat. Bahkan, kini Omicron menjadi varian dominan di berbagai negara, seperti di Inggris, Australia, Mexico, dan Amerika Serikat.
Sementara itu, varian Delta masih dominan di Indonesia dengan total 7.571 kasus.
Demikian data peta sebaran sekuens Covid-19 per 16 Januari 2022 milik Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes).
Nah, dengan masih menyebarnya kedua varian virus, mungkin akan timbul pertanyaan: Bisakah seseorang mengalami varian Omicron and Delta di saat yang sama?
Baca juga: Hati-hati, Tak Seringan yang Dibayangkan, Omicron Tetap Mematikan
Jawabannya, mungkin saja.
Meski sangat tidak umum, hingga kini ada tiga kasus di mana seseorang menderita dua varian Covid-19 di saat yang sama.
Kasus pertama diketahui dari sebuah paper ilmiah yang dipresentasikan di European Congress of Clinical Microbiology & Infectious Diseases beberapa waktu lalu.
Seorang wanita berusia 90 tahun di Belgia dikabarkan menderita varian alpha dan beta sekaligus setelah megikuti tes Covid-19.
Setelah dirawat di rumah sakit selama lima hari, dia meninggal. Penyebab dua infeksi sekaligus itu pun tak diketahui.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.