Demam NFT Ghozali ini sekaligus membuktikan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya siap dengan perubahan dunia digital ini.
Banyak yang tergoda dengan cuan tanpa peduli dengan legalitas, implikasi maupun orisinalitas NFT yang ditawarkan.
"Tendensi paling kuat ya coba peruntungan, ya udah dicoba dulu untuk atau tidak, tidak dipertimbangkan," jelas Firman.
Menurutnya, pasar, atau masyarakat Indonesia, masih sangat perlu mendapatkan literasi mendalam soal NFT maupun jenis perdagangan digital lain.
Saat ini disebut Firman sebagai era honeymoon NFT sehingga hanya menawarkan hal yang manis dan menggiurkan saja.
Baca juga: Rambah Fesyen Virtual, Balmain X Barbie Luncurkan Koleksi NFT Terbatas
Sama seperti tren akik, Bitcoin maupun ikan Luo Han, material tersebut akan jatuh nilainya ketika pasar tak lagi bergairah.
"Kecuali seperti pasar modal yang memang ada basis kuat, bukan sekedar narasi orang-orang yang berjejaring itu," tutup akademisi ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.