Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2022, 12:15 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - MSG atau monosodium glutamate adalah salah satu bahan penyedap rasa populer yang biasa ditambahkan ke dalam masakan.

Sayangnya, MSG yang juga dikenal sebagai micin ini kerap kali dicap sebagai bahan berbahaya bagi kesehatan.

Anggapan buruk untuk MSG sudah ada sejak akhir 1960-an, saat MSG mendapat kecaman karena dianggap beracun.

Namun menurut penelitian, MSG sebenarnya tidak memilki dampak buruk jika dikonsumsi dalam jumlah moderat.

Nah, untuk mengenal MSG lebih dekat dan bagaimana reputasi buruknya berkembang, simak paparan berikut.

Apa itu MSG?

Ahli diet terdaftar Beth Czerwony, RD mengatakan bahwa MSG terbuat dari asam amino yang disebut asam L-glutamic.

Ini dibuat dengan melakukan fermentasi pada jagung, tebu, bit gula, tapioka atau tetes tebu.

“MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang paling banyak digunakan dan terkandung dalam lebih banyak makanan daripada yang dikira orang,” kata Czerwony.

Nah, meski secara alami terdapat pada tomat, keju, dan beberapa makanan lain, MSG juga ditambahkan pada makanan olahan, seperti:

  • Sayuran kaleng.
  • Bumbu, termasuk saus tomat, mustard, dan saus salad.
  • Daging Deli.
  • Keripik kentang.
  • Sup.
  • Kecap

Lalu, jika bicara mengapa MSG dapat membuat suatu makanan lebih sedap, hal ini diakibatkan MSG memberikan cita rasa “umami” (gurih)

Makanan umami selalu meningkatkan produksi air liur, membuat rasa makanan meningkat.

MSG juga memberikan rasa asin pada makanan, meski hanya memiliki sepertiga jumlah natrium dalam garam meja standar.

Baca juga: MSG Bikin Bodoh, Benarkah?

Apakah MSG aman?

Meski sempat dianggap “beracun” pada tahun 1960-an, sebenarnya saat ini MSG telah dianggap aman.

Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan MSG "secara umum diakui aman.”

Badan pengatur pangan global seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun meyetujui pendapat FDA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com