Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Alasan Mengapa Lap Piring Harus Sering Dicuci

Kompas.com - 24/01/2022, 14:36 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanpa disadari ada banyak sumber penularan bakteri dan kuman di sekitar kita, termasuk di dalam rumah.

Banyak orang berpikir bahwa uang dan busa cuci piring adalah benda di rumah yang paling banyak menyimpan bakteri dan kuman.

Faktanya, lap yang sehari-hari digunakan untuk mengelap piring bersih habis cuci juga menjadi benda yang paling kotor, lho.

Karena lap piring selalu digunakan, tanpa disadari kita sering menaruhnya di tempat sembarangan dan tidak mencucinya secara berkala.

Beberapa pemilik rumah bahkan membiarkannya dalam kondisi basah selama berhari-hari dan baru dicuci setelah berbau tidak sedap.

“Percaya atau tidak, lap piring bisa menjadi salah satu barang paling kotor di rumah," kata kepala pembersihan di Handy, Bailey Carson.

"Dari membersihkan tumpahan hingga menyeka bagian atas meja, sering kali lebih banyak digunakan daripada dibersihkan,” tambah dia.

Sumber penularan bakteri

Sebuah studi yang dilakukan oleh American Society of Microbiology menunjukkan bahwa setengah dari lap piring yang diuji mengandung E. coli atau staph.

Melansir Mayo Clinic, E. coli biasanya hidup di usus manusia dan hewan yang sehat.

Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya tapi bisa menyebabkan diare yang relatif singkat.

Tetapi beberapa jenis, seperti E. coli O157:H7, dapat menyebabkan kram perut yang parah, diare berdarah, dan muntah.

Sementara itu, staph disebabkan oleh bakteri staphylococcus. Ini merupakan sejenis kuman yang biasa ditemukan di kulit atau di hidung orang sehat sekalipun.

Bila staphylococcus masuk ke dalam tubuh dapat mengakibatkan infeksi kulit jika jumlahnya relatif kecil.

Tapi staphylococcus bisa mematikan jika bakteri menyerang lebih dalam ke tubuh, seperti memasuki aliran darah, sendi, tulang, paru-paru atau jantung.

Karena lap bersifat menyerap air, tentu benda ini adalah tempat yang sempurna untuk tumbuhnya bakteri bahkan jamur. Apalagi jika dibiarkan dalam kondisi yang lembap dan hangat.

Apabila lap piring di rumah mulai berbau tidak sedap, itu bisa disebabkan oleh jamur dan lumut.

Jika lap piring sudah berbau, inilah saatnya untuk mencucinya dengan air yang sangat panas.

Namun, bila setelah dikeringkan lap piring masih mengeluarkan bau tidak sedap, kamu harus menggantinya dengan yang baru.

Jangan biarkan bakteri atau kuman yang masih menempel di lap piring menyebar ke benda-benda lain, seperti gelas, sendok, maupun meja makan.

Intensitas mencuci lap piring

Agar lap piring terjamin kebersihannya, tentu kuncinya adalah harus rutin dicuci.

Pendiri The Duster Dollies, Julie Finch-Scally, menyarankan agar lap piring digunakan selama 3-4 hari sekali.

Jika lap piring digunakan untuk mengelap talenan, kompor, atau tumpahan masakan, benda ini harus sering diganti dengan yang baru.

“Idealnya harus mencuci lap piring sekali sehari. Kecuali jika menggunakannya untuk menyeka tumpahan yang meliputi daging mentah atau ikan; maka lap harus segera dicuci setelah digunakan," saran Direktur Metro Cleaning (UK) Ltd, Liz O'Hanlon.

Baca juga: Kain Lap Microfiber vs Katun, Apa Perbedaannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com