Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2022, 16:46 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - CEO Pfizer Albert Bourla memprediksi dunia akan kembali ke kondisi hampir normal dalam beberapa bulan lagi.

Pandangan itu diungkapkannya saat melakoni wawancara dengan sebuah televisi di Israel pada Sabtu (22/1/2022).

Bourla juga mengungkapkan bahwa Pfizer--perusahaan farmasi yang berbasis di AS--berencana memproduksi vaksin setahun sekali yang mencakup semua varian virus corona.

"Setahun sekali lebih mudah untuk meyakinkan orang untuk melakukannya. Orang lebih mudah mengingatnya. Dari situasi kesehatan masyarakat, ini adalah solusi ideal," kata dia.

Baca juga: Dosis Ketiga Pfizer-BioNTech Diklaim Mampu Tangkal Varian Omicron

"Kami akan melihat apakah kami dapat membuat vaksin yang mencakup Omicron dan tidak melupakan varian lainnya."

"Itu bisa menjadi solusi kecuali sesuatu yang sama sekali berbeda keluar," sambung dia.

Menurut Bourla, virus tidak bisa dibasmi dan akan bersama kita selama bertahun-tahun yang akan datang.

Namun, dia menekankan bahwa kita tetap dapat mengendalikan penyebarannya.

Dia juga mencatat, Pfizer sedang mengerjakan vaksin melawan varian Omicron sembari memperkirakan akan ada lebih banyak varian lain yang muncul.

"Virus ini memiliki kecenderungan untuk menciptakan varian baru dan lolos dari perlindungan kekebalan [apakah] dari vaksin atau perlindungan alami," kata dia.

Tidak seperti varian lain, Bourla menjelaskan, hanya Omicron yang mampu melewati perlindungan terhadap infeksi yang diberikan oleh vaksin, tetapi menekankan inokulasi tetap efektif untuk mencegah rawat inap.

Baca juga: Pfizer Ajukan Izin Penggunaan Darurat Vaksin untuk Anak 5-11 Tahun

Aktivis anti-vaksin

Meski sudah banyak orang-orang di dunia ini yang sudah mendapatkan vaksin, Bourla tidak menampik jika ada beberapa orang atau kelompok yang menolak untuk divaksin seperti aktivis anti-vaksin.

Bahkan, Bourla mengaku juga menjadi sasaran para aktivis anti-vaksin untuk mengunggah informasi palsu yang berkaitan dengan dirinya secara online dan mengiriminya surat ancaman.

"Mereka tahu segalanya dengan sangat baik dan hanya menjadikannya cara hidup untuk mengedarkan informasi yang salah ini. Mereka adalah penjahat," kata dia.

Dia juga menuturkan, aktivis anti-vaksin secara keliru mengklaim istrinya telah meninggal karena dipaksa untuk divaksin.

"Kekeliruan ini memang hanya dampak yang paling kecil. Tapi hal terbesarnya adalah banyak orang percaya hal itu."

"Padahal, sebagian besar orang meninggal justru karena tidak divaksin," ujar dia.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com