Nah sebagai orangtua, tentu kita ingin melindungi anak dari apapun yang menyakitinya. Hal ini sangat wajar.
Sayangnya, hal ini dapat membawa kerugian bagi anak.
Sebab, ini akan mengajarkan anak bahwa menghindar dan mengabaikannya adalah cara yang tepat untuk menangani kecemasan yang dialaminya.
Ingat, kita tak bisa selalu melindungi anak.
Karena itu, tugas orangtua adalah memberikan cara yang tepat untuk membuat anak menjadi orang dewasa dengan emosi yang stabil ke depannya.
Jadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apa yang menjadi pemicu kecemasan anak.
Nah, Kids Health menjelaskan bahwa fobia sosial di sekolah dapat menjadi salah satu dalang utama kecemasan anak.
Anak yang menderita fobia sosial bisa mengalami serangan panik ketika kecemasan menimpanya.
Ada juga fobia spesifik yang tampak seperti ketakutan irasional, serta mutisme selektif.
Mutisme selektif dapat diartikan sebagai kondisi di mana anak dan remaja berhenti berbicara di beberapa situasi yang membuatnya cemas dan takut.
Mungkin, anak ini dapat berbicara pada keluarganya di rumah, namun tidak di depan publik.
Baca juga: Pandemi Memicu Gejala Depresi dan Kecemasan pada Anak
Nah, bagaimana menanganinya?
Ada beberapa cara.
Pertama, jika anak datang kepada kita dan menunjukkan perilaku gangguan kecemasan, jangan mengabaikan perasaannya dan dengarkan dia.
Setelah itu, cari tahu apa masalah spesifiknya.