Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2022, 15:42 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Shape

KOMPAS.com - Melakukan perawatan kuku kaki semacam manikur pedikur bisa dibilang menjadi salah satu cara paling santai untuk memanjakan diri, bagi banyak perempuan.

Tapi, dalam kasus Clara Shellman -wanita asal Florida, Amerika Serikat-, proses manikur dan pedikur yang dia jalani ternyata menjelma jadi pengalaman yang sangat mengubah hidupnya.

Dikisahkan, pada bulan September tahun 2018, Clara mengunjungi Tammy's Nails 2 di Tampa, di mana kuku kakinya dipotong selama perawatan tersebut.

Namun, sayangnya, luka kecil di jari kaki menyebabkan infeksi yang dengan cepat menyebar sehingga kakinya harus diamputasi.

Pengacara Clara mengatakan kepada Newsweek, kliennya pertama kali mengira infeksi itu adalah sesuatu yang "khas".

Baca juga: Lakukan Ini untuk Mencegah Infeksi Setelah Pedikur

Namun, berselang 22 hari kemudian kakinya mengalami rasa sakit yang sangat parah.

Dokter yang bertugas di unit gawat darurat (UGD) memberi tahu Clara bahwa dia mengalami infeksi serius, hingga membutuhkan tiga amputasi terpisah.

Menurut Tampa Bay Times, Clara lantas mengajukan gugatan terhadap salon tersebut pada Mei 2020 lalu.

Clara menuduh karyawan di salon tersebut menggunakan peralatan yang sangat kotor sehingga membahayakan pelanggan.

Tetapi, pihak salon tersebut membantah tuduhan itu, bahkan mereka balik menyalahkan Clara yang dianggap tidak segera mencari perawatan medis untuk mencegah perkembangan infeksi.

Pada akhirnya, Clara menerima penyelesaian masalah ini dengan kompensasi sebesar 1,75 juta dollar AS atau sekitar Rp 25 miliar.

Seberapa umum infeksi pasca pedikur

Ahli penyakit kaki yang berbasis di New York, Hillary Brenner mengatakan, infeksi yang disebabkan karena menikur pedikur di salon sudah umum terjadi.

"Sepanjang tahun-tahun saya dalam praktik, saya telah melihat banyak pasien yang mengalami infeksi kulit dan kuku akibat pergi ke salon kuku," kata dia.

Baca juga: Sandiaga: Nanti di OK OCE Bisa Buka Salon, Menicure, Pedicure...

Dia lantas menunjukkan sebuah studi tahun 2017 dari Journal of Chemical Health and Safety.

Di dalam penelitian itu diungkap tentang potensi risiko kesehatan dan keselamatan di antara salon di New Jersey dengan beberapa statistik yang mengkhawatirkan.

Dari 90 responden, 52 persen melaporkan memiliki gejala infeksi kulit (yaitu kulit atau kuku), pernapasan, dan timbulnya jamur setelah pergi ke salon tiga kali dalam setahun terakhir.

Para peneliti juga mencatat, mereka yang mengunjungi salon lebih sering mengalami peningkatan gejala kulit dan jamur.

Itu berarti, kata Brenner, melakukan mani/pedi secara teratur di salon dapat meningkatkan peluang terkena infeksi.

Penyebab infeksi

Seorang dokter kulit bersertifikat, Joel Schlessinger mengungkapkan, ada banyak jamur yang bisa menimbulkan infeksi dan banyak cara untuk menularkannya.

"Bersentuhan dengan jamur berbahaya di salon kuku dapat mengakibatkan infeksi."

"Terutama jika kita sudah mengalami gangguan kekebalan tubuh atau memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes, dan penyakit autoimun lainnya," kata dia.

Sementara itu, dokter penyakit dalam yang berbasis di Chicago, Vivek Cherian menambahkan, infeksi bakteri dapat muncul dalam beberapa hari setelah paparan.

Selain itu, infeksi virus dan jamur kadang-kadang dapat muncul beberapa bulan setelah paparan.

Kondisi itulah yang lantas menyulitkan untuk menentukan dengan tepat kapan dan tempat kita terinfeksi.

"Ada beberapa jenis masalah kesehatan yang dapat muncul sebagai akibat dari kunjungan ke salon," kata Brenner.

"Contohnya, infeksi jamur yang disebut tinea pedis dan bakteri yang disebut mycobacterium fortuitum."

"Bakteri ini dapat berkembang karena kelembapan dalam rendaman kaki yang tidak bersih," lanjut dia.

Baca juga: Cara Mencegah Risiko Sepsis ketika Mengalami Infeksi

Mikroorganisme seperti virus dan jamur penyebab penyakit ini bisa masuk melalui lecet dan luka kecil yang tanpa kita sadari bisa menjadi sesuatu yang lebih berbahaya.

Clara sendiri diketahui memiliki kondisi kesehatan sebelumnya, yakni penyakit arteri perifer atau PAD.

PAD bisa mengakibatkan infeksi menyebar dengan cepat dari jari kaki ke kaki bagian bawah.

Pengacara Clara juga menyatakan bahwa kliennya memiliki bentuk parah dari gangguan peredaran darah ini, di mana arteri yang menyempit mengurangi aliran darah ke anggota badan.

Brenner mencatat, orang dengan kondisi predisposisi seperti diabetes, neuropati, penyakit pembuluh darah perifer, atau penyakit berbasis kekebalan lainnya tidak boleh pergi ke salon mani/pedi.

Sebagai gantinya, orang tersebut sebaiknya mengunjungi ahli penyakit kaki untuk melakukan mani/pedi tingkat medis.

Meni/pedi semacam ini dilakukan dengan perawatan khusus untuk menghindari infeksi, misalnya, tanpa air dan penggosokan yang berpotensi invasif, serta menggunakan alat medis yang steril.

Cara mencegah

"Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah pergi ke salon kuku terkemuka, di mana teknisi kuku memakai sarung tangan dan mensterilkan semua peralatan dengan antiseptik yang kuat," ujar Brenner.

Cherian juga mengingatkan agar kita memastikan bahwa ember yang digunakan untuk menampung air telah didesinfeksi dan dibersihkan.

"Hal ini sangat penting karena instrumen yang digunakan sepenuhnya didesinfeksi setelah setiap klien menggunakannya," ujar dia.

Baca juga: Infeksi Gigi Berlubang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

"Idealnya peralatan mereka harus diautoklaf, metode disinfektan yang digunakan rumah sakit untuk mensterilkan alat bedah sepenuhnya," ujar dia.

Tak hanya itu, dia juga menyarankan cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi yakni dengan melakukan mani/padi kering.

Manikur pedikur kering melewatkan mandi kaki, dan menghindari pencukuran bulu di kaki yang bisa meminimalkan risiko.

Apabila kita memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya dan area di sekitar kuku tergores, maka kita harus mencari perawatan medis secepatnya.

Bahkan, jika kita belum menunjukkan gejala yang mengganggu, langkah itu pun sebaiknya tetap dilakukan.

Perhatikan juga area di sekitar luka atau benjolan yang menjadi merah, panas, atau bengkak, hingga muncul bisul, nanah, dan garis merah di kaki.

"Cari pertolongan medis segera jika mengalami demam, kedinginan, keringat di malam hari, mual, atau muntah, yang bisa berarti infeksi telah menyebar," sebut Brenner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Shape
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com