Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Hobi Bisa Jadi "Cuan", Ada Tips yang Wajib Dicoba...

Kompas.com - 28/01/2022, 09:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah mendorong banyak orang untuk mengubah hobinya menjadi bisnis.

Hal ini menjadi salah satu cara untuk memperoleh keuntungan alias cuan di tengah keadaan ekonomi yang serba tidak pasti.

Tapi, mengembangkan hobi agar dapat berkembang menjadi ladang usaha baru nyatanya tak semudah membalikkan telapak tangan.

Agar hobi bisa menghasilkan pundi-pundi uang yang terpenting menurut CEO Suwe Ora Jamu Nova Dewi adalah calon pebisnis harus membuat business plan.

Ini bisa dilakukan dengan membuat perencanaan awal soal gambaran bisnis hingga menentukan tahap-tahap lanjutan.

Hal itu diungkapkan Nova Dewi dalam acara virtual Shopee Talk "Ubah Hobi Jadi Bisnis, Kenapa Enggak?", Kamis (27/1/2022).

"Saya berangkat membuka usaha Suwe Ora Jamu dari kecintaan saya meminum jamu," ujar Nova Dewi.

Baca juga: 7 Hobi yang Wajib Dicoba pada 2022, Dijamin Bisa Tingkatkan Kreativitas

"Karena sedari kecil sudah ditanamkan kebiasaan meminum jamu, maka kebiasaan ini lambat laun menjadi hobi," tambah dia.

Mengubah keresahan menjadi bisnis

Satu hal yang bisa dicontoh dari usaha Nova Dewi membangun Suwe Ora Jamu adalah kejeliannya melihat peluang bisnis.

Kecintaan Nova Dewi terhadap jamu lantas membuka pikirannya bahwa eksistensi jamu di Indonesia mulai luntur.

Karena hal ini, Nova Dewi lantas mencari cara agar jamu bisa dikenal menjadi minuman kekinian dan menjadi gaya hidup masyarakat, layaknya kopi.

“Salah satu hal yang selalu saya terapkan apabila dihadapkan pada sebuah tantangan bisnis adalah menyusun skala prioritas, mana yang memberikan dampak lebih besar pada bisnis," kata dia.

Langkah itu kemudian dilanjutkan Nova Dewi dengan menanamkan mindset bahwa dia harus menjadi seorang pebisnis.

Dia menyampaikan bahwa mindset yang lebih strategis, holistik, dan berorientasi pada bisnis harus diutamakan.

"Pendelegasian tugas juga menjadi suatu hal yang krusial ketika hobi sudah berkembang menjadi bisnis yang semakin sustainable," kata Nova Dewi.

 

Tiga kunci membangun bisnis

Dalam acara yang sama, Yoris Sebastian sebagai Founder OMG Consulting membagikan tiga kunci membangun bisnis berdasar pengalamannya.

Pertama, seseorang harus mengetahui dulu sesuatu yang dikerjakannya adalah hobinya atau bukan.

Seseorang juga harus memastikan bahwa bisnis yang direncanakan adalah aktivitas yang benar-benar disukai.

Kedua, hobi yang ingin dikembangkan menjadi bisnis harus dikaitkan dengan kondisi saat ini dan kebutuhan masyarakat.

"Misalnya kalau hobi makeup, saat ini dunia memang butuh banget makeup dari Korea, apalagi jamu kekinian 'kan sekarang lagi menjamur minuman kekinian," ucap Yoris Sebastian.

Saran ketiga yang disampaikannya adalah seseorang harus mempertimbangkan apakah uang yang dihasilkan dari hobi bisa membuatnya bahagia.

"Ditambah harus juga konsisten dan fokus. Pelajari apa itu 'Ikigai' untuk memahami makna dari bisnis yang dijalankan," imbuh dia.

Baca juga: Ini Beda antara Hobi Mengoleksi dan Menimbun Barang

"Kalau saya karena sudah tahu Ikigai, jadi setiap bangun selalu bersemangat walau mau launching buku dan ada banyam tugas sekalipun," tambah Yoris Sebastian.

Berani mengeksplorasi diri

Karena tren dan zaman akan terus berubah, maka setiap orang harus cepat beradaptasi dan mengeksplorasi kemampuan dirinya.

Pun juga dalam bisnis, seseorang harus berani menantang dirinya untuk menggali hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Co-Founder of Goban Cosmetics Angel Chyntia yang juga hadir di Shopee Talk "Ubah Hobi Jadi Bisnis, Kenapa Enggak?" punya kiat-kiat tersendiri.

"Dari saya selalu berinovasi melalui gebrakan-gebrakan yang dapat menjawab kebutuhan makeup masyarakat dan industri beauty Indonesia," kata Angel Chyntia.

Berkaca dari pengalamannya, dia berani melakukan trial-and-error untuk bisa mempelajari hal baru.

Angel Chyntia mengatakan, dorongan untuk mengeksplorasi diri dapat menjadi salah satu strategi pengembangan produk yang efektif.

"Tidak hanya itu, usaha saya juga selalu menekankan kolaborasi sebagai salah satu cara untuk mengeksplorasi hal-hal baru serta menggali inspirasi dari berbagai tokoh yang mengemban visi serupa."

"Dengan begitu, bisnis akan makin maju dan di saat yang bersamaan juga kita dapat terhindar dari rasa jenuh," cetus dia.

Good opportunity vs great opportunity

Senada dengan yang disampaikan Angel Chyntia, Yoris Sebastian menambahkan orang-orang harus bisa menggali potensi dirinya.

Dari langkah ini kemudian seseorang bisa membedakan good opportunity dan great opportunity.

Hal itu dicontohkan Yoris Setian melalui pengalaman fotografinya.

Baca juga: Jenis-jenis Hobi yang Bisa Turunkan Detak Jantung dan Stres

Jika dia hanya mengandalkan kemampuan memotret untuk diri sendiri itu berarti hobi memotretnya adalah good opportunity.

Sedangkan, bila dia mengubahnya menjadi mindset bisnis maka ada kesempatan menjadi creative consultant.

Cara ini bisa dilakukan dengan menggandeng fotografer lain untuk membuat project dan inilah yang disebut Yoris Sebatian sebagai great opportunity.

"Sekarang ini semua bisa dipelajari dan yang terpenting itu harus sustainable. Bisnis harus bermanfaat," ujar Yoris Sebastian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com