Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 11/01/2023, 07:59 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Prevention

KOMPAS.com - Gejala penyakit OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) bisa dikenali dengan beberapa tanda awal.

Gangguan mental yang diderita oleh Aliando Syarief ini tidak hanya ditandai dengan seringnya kita mencuci tangan atau menyusun pakaian dengan teratur.

Baca juga: Mengenal Penyakit OCD, Gangguan Mental yang Dialami Aliando Syarief

“Hanya karena Anda menyukai hal-hal yang teratur dan mencuci tangan sedikit lebih banyak daripada rata-rata orang tidak berarti Anda memiliki gangguan obsesif-kompulsif (OCD),” kata Jon Abramowitz, PhD.

Ia merupakan spesialis penanganan penyakit OCD di klinik kesehatan mental University of North Carolina (UNC), AS.

Menurut National Institute of Mental Health AS, hanya sekitar 1,2 persen orang dewasa di negara itu yang benar-benar mengidap OCD.

Sisanya adalah ketakutan berlebihan karena pola perilakunya sendiri.

Penyakit OCD terdiri dari dua komponen utama yakni pikiran obsesif, pemicu kecemasan tinggi, dan kompulsi.

Kompulsi membuat kita melakukan tindakan atau mempraktikkan perilaku tertentu untuk mencoba dan mengendalikan pikiran dan kecemasan tersebut.

Berbagai tanda awal yang menjadi gejala penyakit OCD

Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan gangguan psikologis yang dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Shutterstock Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan gangguan psikologis yang dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya.

Perilaku mencuci tangan tidak bisa menjadi gejala pasti untuk penyakit OCD, khususnya di era pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Kini kita harus terus menjaga tangan tetap bersih dari virus sehingga perlu mencuci tangan secara rutin.

Baca juga: Mari Mengenal Beda OCD dan Perfeksionis...

“Ketakutan akan kontaminasi adalah jenis OCD yang sangat klise karena itu adalah salah satu yang banyak orang kenal dan anggap semua orang dengan OCD melakukannya,” kata Fred Penzel, PhD.

Ia merupakan direktur eksekutif Western Suffolk Psychological Services di New York.

“Hal itu tidak sepenuhnya benar. Hanya segelintir orang dengan OCD yang melakukan itu.”

Sebaliknya, ada sejumlah tanda yang bisa menjadi gejala awal penyakit OCD yaitu:

Sering berpikir untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain

Orang umum akan berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain ketiak sedang marah atau kesal.

Namun pikiran itu berlalu dan hilang ketika emosi kita ikut reda, hal yang tidak terjadi pada penderita OCD.

Pikiran negatif itu, yang disebut kompulsi agresif, kerap kali muncul dan dikhawatirkan benar-benar dilakukan.

Misalnya, pikiran untuk melompat ke luar jendela atau mendorong orang lain di jalan.

“Salah satu hal yang penting untuk dipahami dengan OCD adalah ia tahu apa yang harus dieksploitasi pada individu tertentu,” kata Carrie Holl, PsyD, psikolog klinis yang berbasis di Washington, DC.

Terus-menerus mencari kepastian dalam hubungan

Pasangan yang hubungannya memburuk dan tak lagi harmonis bisa ditandai dengan berbagai hal, termasuk enggan terbuka. Pexels/ Rodnae Pasangan yang hubungannya memburuk dan tak lagi harmonis bisa ditandai dengan berbagai hal, termasuk enggan terbuka.
Menghabiskan banyak waktu untuk mencari kepastian dari pasangan dan mempertanyakan hubungan kita bisa menjadi tanda awal OCD.

Hal ini membuat kita terus mempertanyakan interaksi sosial yang dimiliki dan mengganggu kehidupan.

Ozge Gurel, PhD, asisten profesor di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Georgetown mengatakan perilaku itu semacam review mental.

“Itu berasal dari pikiran yang masuk akal. Semua orang ingin memiliki semacam kepastian. Itu hanya bentuk yang dilebih-lebihkan.”

Pernah mengalami pikiran seksual yang tidak diinginkan

Orang yang memiliki penyakit OCD sulit mengabaikan pikiran seksual tidak diinginkan yang dimilikinya.

Mereka juga takut memiliki pikiran-pikiran itu membuat dirinya menjadi orang jahat.

Misalnya, kekhawatiran menjadi pelaku pedofil meskipun tidak memiliki hasrat seksual yang nyata terhadap anak-anak.

Baca juga: 5 Tanda Kita Memiliki Obsesi Tak Sehat dengan Seseorang

" Itu bukan tanda seseorang merupkan pedofil melainkan orang-orang dengan pikiran yang mengganggu, dan mereka menjadi takut bahwa itu berarti mereka adalah seorang pedofil," kata Krasnow, PhD.

Pakar OCD di Universitas Johns Hopkins ini menambahkan, ini juga termasuk khawatir tentang identitas seksual sendiri, memiliki pemikiran seksual yang ganjil, atau muncul bayangan seksual yang nyata tiba-tiba.

Panik ketika segala sesuatunya tidak simetris

Kepanikan yang muncul ketika melihat barang tidak tersusun simetris bisa menjadi tanda awal OCD.

Indikator utamanya adalah kita merasa harus terus melakukan perilaku yang sama sampai terasa benar atau seimbang baru terbebas dari rasa cemas itu.

Menjadi pribadi yang terorganisir dan menghargai struktur tidak serta merta berarti mengidap OCD. 

Namun saat perilaku itu menjadi kebutuhan berulang maka ini menjadi hal yang perlu diperhatikan. 

Khawatir tertular penyakit tertentu

Kekhawatiran berlebihan akan tertular penyakit tertentu, seperti HIV, bisa menandakan perilaku OCD.

Apalagi jika diikuti dengan perilaku ekstrem untuk mencegah penyakit termasuk misalnya menghindari toilet umum.

"Seseorang benar-benar menjadi sibuk dengan gagasan seperti ini, dan itu mulai mengganggu rasa kesejahteraan dan hubungan mereka," kata Holl.

Baca juga: Obsesi Makanan Sehat Bisa Datangkan Bencana

Gejala ini disebut OCD somatik, dan bermanifestasi sebagai terus-menerus memiliki masalah terkait kesehatan.

Namun ketakutan akan penyakit ini bisa berubah seiring waktu ketika penyembuhannya ditemukan.

Wajib memeriksa segara hal berulang kali

Ilustrasi pintu rumah. PIXABAY/PHOTOMIX-COMPANY Ilustrasi pintu rumah.

Perasaan wajib memeriksa segala hal berulang kali, seperti pintu atau ponsel, bisa menjadi tanda awal OCD.

Tujuannya bisa bervariasi mulai dari keamanan, perfeksionisme atau sekedar tampilan belaka.

Perilaku ini berbeda dengan bersikap hati-hati karena penderita OCD akan terus melakukannya hingga cenderung mengganggu waktu dan hidupnya.

“Perilaku kompulsif ini sangat berlebihan dibandingkan dengan apa yang akan dilakukan kebanyakan orang,” kata Abramowitz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Prevention
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com