Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Narsistik, Bagaimana Dampaknya pada Anak?

Kompas.com - 04/02/2022, 20:15 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com - Sifat narsistik dapat didefinisikan sebagai kondisi mental yang membuat seseorang merasa bahwa dirinya sangat penting, memerlukan perhatian terus menerus, namun kurang empati pada orang lain.

Mereka yang mengalami kondisi ini juga akan mementingkan dirinya sendiri dan tak ragu memanfaatkan orang lain uhtuk mendapatkan keinginannya.

Dari luar, orang narsistik akan terlihat sangat percaya diri, meski pikirannya sangat rapuh dan tak dapat menerima kritik.

Nah, bagaimana jika orang dengan kondisi narsistik ini menjadi orangtua?

Dilansir dari Moms, anak yang memiliki orangtua narsistik bisa menderita trauma emosional dan psikologis yang bisa terbawa hingga dia beranjak dewasa.

Efek pengasuhan oleh orangtua narsistik pun akan berbeda karena beberapa hal, seperti tingkat narsisme yang dimiliki orangtua atau apakah kedua orangtua merupakan narsistik atau bukan.

Baca juga: 7 Tanda Awal Penderita Narsistik, Mari Kita Berkaca...

Untuk mengetahui bagaimana pola asuh orangtua narsistik pada anak dan dampaknya, simak paparan berikut ini.

Pola asuh orangtua narsistik

Orangtua yang memiliki sifat narsistik dapat menyiksa anaknya secara emosional.

Pasalnya, mereka yang mengalami gangguan narsistik akan memiliki perilaku penuh kritik dan defensif.

Akibatnya, mereka tidak dapat menjalin hubungan yang sehat dengan siapapun, termasuk anak-anaknya.

Kebutuhan emosional anak-anak mereka juga tidak akan terpenuhi dan seorang narsistik tentu tidak akan mempedulikannya.

Pasalnya orang narsis akan lebih memperhatikan kebutuhan dirinya dibanding orang lain, sesuatu yang sudah menjadi ciri mereka.

Orangtua narsistik pun akan memiliki ekspetasi tinggi pada anaknya dan ingin selalu dihormati serta disayangi, namun, mereka tidak melakukan hal yang sama pada anaknya.

Lalu, dikutip dari laman Psychology Today, anak dengan orangtua narsistik biasanya akan dididik untuk percaya bahwa perasaannya tidak penting.

Akibatnya, anak tidak mampu mengembangkan sense of self atau rasa diri.

Halaman:
Sumber Moms
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com