Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pelajaran dari "The Tinder Swindler" agar Tak Terjebak Penipu Cinta

Kompas.com - 07/02/2022, 07:20 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber SHAPE

Terlalu bagus untuk jadi nyata

"Ketika seseorang tampak sempurna, kemungkinan ada sesuatu yang mereka sembunyikan," kata Amber Lee, relationship expert dari AS.

Ia menyarankan kita untuk segera menjauhkan diri ketika ada orang terlalu sempurna dan langsung menyatakan cinta pada pertemuan pertama.

Mereka akan menghujani kita dengan perhatian dan cinta sampai akhirnya lengah dan terjebak, seperti di The Tinder Swindler.

Hubungan berkembang terlalu cepat

Seseorang yang memaksakan hubungan kita harus berkembang cepat dalam waktu singkat juga berbahaya.

Mereka berusaha membuat kita terbuai dengan manis percintaan sehingga lengah dan tidak lagi waspada.

Baca juga: Kurang Pede Ngobrol Online di Aplikasi Kencan? Yuk, Simak Tipsnya!

Tindakan ini dikenal juga dengan penipuan emosional yang harus dikenali saat mencari pasangan di aplikasi kencan.

Mengajukan terlalu banyak pertanyaan

Jika kita merasa jengah diberikan terlalu banyak pertanyaan oleh orang yang ditemui di Tinder, itu bisa menjadi tanda bahaya.

Bertanya soal kehidupan orang lain itu normal namun mencurigakan jika berlebihan.

Pertanyaan berulang tentang hubungan masa lalu kita bisa mengindikasikan orang itu sedang mencoba membangun kepribadiannya sesuai dengan selera kita.

Selain itu, perhatikan jika orang tersebut menanyakan soal nama ibu, hewan peliharaan pertama, mobil pertama dan tempat kita dibesarkan.

Pasalnya, sejumlah hal itu merupakan pertanyaan keamanan umum dan banyak dipakai untuk membobol akun penting.

Enggan bertemu langsung

Para penipu cinta menghindari bertemu langsung dengan korbannya dengan berbagai dalih.

"Mereka akan menghindari pertanyaan atau memberikan jawaban yang sangat samar mengapa mereka tidak bisa melakukannya," kata Ruby Payne, pakar hubungan dari aplikasi UberKinky.

Perilaku ini menandakan, orang yang kita temui di aplikasi mungkin saja tidak pernah nyata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber SHAPE
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com