Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutin Minum Parasetamol Berbahaya bagi Pengidap Hipertensi, Benarkah?

Kompas.com - 08/02/2022, 14:17 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terdapat sejumlah pantangan yang harus dipatuhi orang-orang yang memiliki tekanan darah rendah alias hipertensi.

Selain mengurangi makanan yang mengandung tinggi garam dan gorengan, mereka juga harus berhati-hati saat meminum parasetamol.

Pasalnya orang dengan tekanan darah tinggi yang secara teratur mengonsumsi parasetamol berpotensi mengalami risiko penyakit jantung dan stroke yang lebih besar.

Pasien yang memiliki resep obat jangka panjang -yang biasanya digunakan untuk pengobatan nyeri kronis- harus diberikan dosis efektif terendah untuk waktu sesingkat mungkin.

Baca juga: Ibuprofen dan Parasetamol, Mana yang Efektif untuk Pasien Covid-19?

Disebutkan, parasetamol selama ini diketahui sebagai obat yang benar-benar aman untuk digunakan oleh pasien dengan nyeri kronis.

Tetapi, temuan terbaru dalam riset di University of Edinburgh ini menunjukkan efek pada tekanan darah mirip dengan antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen.

Kondisi inilah yang bisa meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung, walau juga digunakan untuk mengatasi nyeri kronis.

Meminum parasetamol secara rutin diperkirakan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke sekitar 20 persen.

Oleh sebab itu, para peneliti menyarankan riset ini harus mengarah pada tinjauan resep parasetamol jangka panjang untuk pasien.

Itu tentunya akan bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki kondisi tersebut atau mereka yang berisiko terkena penyakit jantung atau stroke.

Prof. James Dear, Kepala Farmakologi Klinis di University of Edinburgh menyampaikan, studi dengan jelas menunjukkan parasetamol adalah obat yang paling banyak digunakan di dunia.

“Dokter dan pasien bersama-sama harus mempertimbangkan risiko dengan manfaat dari resep parasetamol jangka panjang, terutama pada pasien yang berisiko penyakit kardiovaskular," kata Dear.

Baca juga: Periset Ungkap Parasetamol Juga Bisa Atasi Rasa Sakit Patah Hati

“Singkatnya, kami telah menunjukkan bahwa dua minggu pengobatan dengan parasetamol meningkatkan tekanan darah pada pasien yang memiliki tekanan darah tinggi.”

Sementara itu dr. Iain MacIntyre selaku peneliti utama sekaligus konsultan farmakologi klinis dan nefrologi di NHS Lothian mengungkapkan hal yang berbeda.

“Ini bukan tentang penggunaan parasetamol jangka pendek untuk sakit kepala atau demam, yang tentu saja baik-baik saja," ujar Iain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com