KOMPAS.com - Gejala seperti batuk, sesak napas, pusing, termasuk hilang kemampuan untuk mengecap dan mencium merupakan tanda paling umum dari infeksi Covid-19.
Tapi sejumlah pasien yang sempat dirawat karena positif Covid-19 memberi pengakuan yang mengejutkan sebab mereka mengalami kerontokan rambut.
Pasien mendapati rambutnya rontok setelah beberapa bulan dipulangkan usai menjalani perawatan di rumah sakit.
Hal ini juga dibenarkan oleh Institute of Trichologists (IoT) Inggris yang menyebut sekitar 79 persen anggotanya melihat kasus kerontokan rambut pascasembuh dari Covid-19 di kliniknya.
Menurut para ahli, kasus kerontokan rambut merupakan gejala tidak langsung usai pasien sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Menjajal Perawatan Biolage untuk Atasi Rambut Rontok dan Lepek
“Kerontokan rambut yang terjadi setelah infeksi Covid-19 terjadi karena peradangan yang terlalu aktif di dalam tubuh.”
Demikian dikatakan Alexis Young, dokter kulit dari Hackensack University Medical Center.
"Peradangan, bukan virus itu sendiri, yang dapat menyebabkan perubahan dalam siklus rambut," ujar dia.
Saat bahan kimia di tubuh seseorang meningkat untuk melawan infeksi, ini dapat mengakibatkan rambut beralih dari fase pertumbuhan ke fase kerontokan sebelum waktunya.
“Rambut rontok setelah situasi stres bukanlah hal yang aneh,” tambah Young.
Kasus kerontokan rambut usai sembuh dari Covid-19 disebutnya berbeda dari pengamatannya.
Sebab selama ini yang diketahui Young, kerontokan rambut terjadi setelah orang-orang melahirkan, operasi besar, atau mengalai peristiwa yang membuat stres.
"Tapi, kali ini yang kami sekarang lihat adalah hasil yang sama setelah infeksi Covid-19 pada beberapa orang," ungkap Young.
Young menyampaikan, kerontokan rambut biasanya dimulai 2-3 bulan setelah infeksi Covid-19 awal atau sekitar 50-60 hari setelah didiagnosis.
“Berapa lama itu berlangsung akan bervariasi dari pasien ke pasien, tetapi biasanya dibutuhkan 6-9 bulan sebelum rambut mulai tumbuh kembali," imbuhnya.