Hal ini dilakukan agar segala usaha yang dikerahkan tidak sia-sia dan dapat berbuah baik.
Kita juga harus mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Dengan begitu, setiap prosesnya dapat dinikmati walaupun tidak selalu sesuai dengan ekspektasi.
Setelah potensi diri tercapai, seseorang akan memasuki tahap pengaktualisasian diri dan mempertahankannya agar terus stabil.
Nathanael Pribady, pendiri Ekskul Indonesia, dalam siniar OBSESIF mengungkapkan bahwa meskipun basis pendidikannya adalah IT, tapi ketertarikannya terhadap filsafat membuatnya dapat menciptakan media pembelajaran inklusif seperti Logos.id.
"Gue anak IT, kok aneh sih anak IT suka filsafat? Walaupun kata aneh itu sederhana. Tapi menurut gue itu cukup bermasalah, ya. Dan juga gue tanya ke orang-orang: apasih pendapat kalian tentang filsafat? Mereka bilangnya, 'Oh, ini suatu ilmu yang out of reach; yang sangat susah dipelajari karena buku-bukunya bahasa Inggris, komunitasnya eksklusif.'" ujar Nathanael.
Dari pemaparan Nathanael, memaksimalkan potensi dapat bermula dari banyak hal yang ada di sekitar. Jadi, gali kembali memori lama yang masih membekas.
Selain itu, kita harus senantiasa memiliki rasa penasaran agar berani keluar dari zona nyaman.
Untuk mencapai tujuan, pasti banyak hal yang harus dikorbankan. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan waktu luang yang biasanya digunakan bermalas-malasan untuk menggali potensi diri.
Nathanael menjelaskan penting untuk meluangkan sedikit waktu. Dari waktu yang dianggap sedikit, ternyata banyak hal baru yang dapat kita pelajari.
Akan tetapi, dengan waktu yang singkat itu, maksimalkanlah kegiatan agar tidak terbuang sia-sia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.