Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Pentingnya Mengoptimalkan Potensi Diri untuk Peradaban

Kompas.com - 09/02/2022, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti & Brigitta Valencia Bellion

SETIAP orang memiliki kemampuan yang berbeda. Dengan kemampuan itu, seseorang dapat memaksimalkan potensi diri sehingga berguna bagi dirinya, lingkungan sekitar, bahkan masyarakat luas.

Tak ada manusia yang diciptakan sempurna karena tiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Setiap kelebihan yang dimiliki bisa jadi sudah disadari atau belum disadari sepenuhnya. Oleh karena itu, kelebihan dalam diri ini dapat disebut sebagai potensi diri.

Potensi diri dapat dikembangkan dan diasah dengan meningkatkan kemampuan dasar atau bakat, kepribadian, serta etos kerja.

Hal ini juga bisa dicapai melalui upaya pembelajaran dari pengalaman dan menerima umpan balik dari orang lain.

Proses dalam meningkatkannya pun tidak sebentar karena membutuhkan tekad yang kuat.

Penelitian Yumnah (2016) mengungkapkan bahwa memiliki potensi diri penting bagi setiap orang agar kita dapat merencanakan tujuan dengan tepat.

Perencanaan itu juga bisa menjadi dasar pemilihan dan penetapan suatu kegiatan atau pekerjaan yang sesuai dengan potensi diri.

Kenali diri sebelum mencari hal-hal baru

Harvard Business Review memaparkan, sebelum mengembangkan potensi diri, kita juga harus paham dengan hal yang disukai dan tidak.

Hal ini dilakukan agar segala usaha yang dikerahkan tidak sia-sia dan dapat berbuah baik.

Kita juga harus mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Dengan begitu, setiap prosesnya dapat dinikmati walaupun tidak selalu sesuai dengan ekspektasi.

Setelah potensi diri tercapai, seseorang akan memasuki tahap pengaktualisasian diri dan mempertahankannya agar terus stabil.

Nathanael Pribady, pendiri Ekskul Indonesia, dalam siniar OBSESIF mengungkapkan bahwa meskipun basis pendidikannya adalah IT, tapi ketertarikannya terhadap filsafat membuatnya dapat menciptakan media pembelajaran inklusif seperti Logos.id.

"Gue anak IT, kok aneh sih anak IT suka filsafat? Walaupun kata aneh itu sederhana. Tapi menurut gue itu cukup bermasalah, ya. Dan juga gue tanya ke orang-orang: apasih pendapat kalian tentang filsafat? Mereka bilangnya, 'Oh, ini suatu ilmu yang out of reach; yang sangat susah dipelajari karena buku-bukunya bahasa Inggris, komunitasnya eksklusif.'" ujar Nathanael.

Dari pemaparan Nathanael, memaksimalkan potensi dapat bermula dari banyak hal yang ada di sekitar. Jadi, gali kembali memori lama yang masih membekas.

Selain itu, kita harus senantiasa memiliki rasa penasaran agar berani keluar dari zona nyaman.

Luangkan waktu menggali potensi diri

Untuk mencapai tujuan, pasti banyak hal yang harus dikorbankan. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan waktu luang yang biasanya digunakan bermalas-malasan untuk menggali potensi diri.

Nathanael menjelaskan penting untuk meluangkan sedikit waktu. Dari waktu yang dianggap sedikit, ternyata banyak hal baru yang dapat kita pelajari.

Akan tetapi, dengan waktu yang singkat itu, maksimalkanlah kegiatan agar tidak terbuang sia-sia.

“Sesimpel waktu yang kalian luangkan, misalnya buat nonton drakor, main game. Mungkin yang sedikit aja, mungkin sehari 30 menit atau satu jam bisa buat kita akses ke banyak platform yang ada. Misalnya, di YouTube pun kita bisa belajar banyak hal, ya, dari growth hacking, digital marketing. Coba aja meskipun sedikit; sehari, nanti dapet juga ilmunya,” jelasnya.

Potensi diri membantu peradaban

Ternyata, saat kita melakukan suatu gerakan dengan potensi diri, tanpa sadar hal itu dapat membantu banyak orang.

Hal-hal kecil yang tak banyak orang sadari adalah ladang besar untuk berinovasi.

Menurut penelitian Barlow (2016) yang berjudul “What is Self-Potential and How Does It Relate To Personal Intelligence?”, sebelum dapat mengeksekusi potensi diri, diperlukan perencanaan yang matang.

Perencanaan pertama adalah memiliki minat, niat, dan ketertarikan sebagai kunci agar apa yang dilakukan akan terus kontinu dan tidak berhenti di tengah perjalanan.

Hal ketiga yang tak kalah penting adalah tujuan. Tujuan dapat digunakan sebagai arah agar kegiatan yang dilakukan tidak melenceng dari rencana.

Nantinya, setelah semuanya dieksekusi, akan ada evaluasi: apakah memiliki umpan balik atau tidak terhadap diri kita dan masyarakat.

Melalui Logos dan Ekskul Indonesia, Nathanael mengaku senang dapat membantu banyak orang dalam mengakses ilmu pengetahuan dan juga bertukar pikiran.

Faktanya, sampai saat ini masih banyak pengetahuan yang belum bisa diakses secara mudah meskipun ada sekolah formal.

"Sebenernya motif kita, ya, pake tagline ini, mau ngasih awareness ke orang-orang kalau misalnya ada berbagai macam ilmu pengetahuan yang super interesting tapi enggak pernah kita sentuh. Sesimpel critical thinking dan logika. Padahal itu penting banget buat menanggapi argumentasi."

Akan tetapi, perlu dipahami bahwa semua kegiatan yang berasal dari potensi diri positif pasti akan membantu semua orang, meskipun kita tidak tahu kapan hal tersebut dapat dirasakan dampaknya.

Jadi, teruslah menggali potensi diri dan jangan menyerah untuk selalu berinovasi.

Memasuki musim keempat, siniar OBSESIF kini mengusung tema "Improving Skills to Rebuild Society".

Sesuai dengan itu, OBSESIF kolaborasi dengan Ekskul Indonesia sebagai salah satu platform edukasi terbesar saat ini.

Pada musim keempat ini, OBSESIF akan memiliki 12 episode yang bisa kalian dengarkan di Spotify.

Mengawali musim keempat siniar OBSESIF, Nathanael Pribady, selaku pendiri Ekskul Indonesia berbagi cerita dan pandangannya terkait pengoptimalan potensi diri yang akan berguna untuk masyarakat.

Untuk mengetahui apa saja pandangan menarik Nathanael, dengarkan siniarnya melalui tautan berikut https://bit.ly/S4Obsesif_A.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com