Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Amerika Latin Pencipta Vaksin Covid-19 Mendapat Nominasi Nobel

Kompas.com - 09/02/2022, 07:42 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber NBC News

Namun karena minimnya pendanaan publik dan swasta, mereka memerlukan waktu lebih lama untuk memproduksi vaksin.

"Kami mencari konsep untuk membuat aliansi transparan, tanpa paten, dengan mitra yang memiliki pandangan yang sama seperti kami, meskipun itu sulit dan membutuhkan waktu lebih lama," kata Bottazzi.

"Kemudian, Biological E, produsen vaksin besar di India tertarik dan mempromosikan pengembangan, dan kami berhasil mendapatkan wewenang darurat di India."

"Sekarang kami sedang dalam pembicaraan dengan negara lain seperti Indonesia dan Bangladesh."

Vaksin Corbevax adalah produk dari penelitian yang dulunya tidak mendapatkan perhatian dan dukungan untuk penyempurnaan proses dan metode.

Bottazzi menegaskan, setelah darurat pandemi berakhir, "kita harus terus berinvestasi dalam sains, kita harus bersiap untuk munculnya penyakit lain."

Dinilai lebih murah dan lebih efektif memerangi Covid-19

Mengapa vaksin Corbevax menjanjikan?

"Pertama, pengembangan vaksin gratis, pemerintah atau perusahaan mana pun dapat menghubungi kami dan kami akan memberi mereka starter kit untuk memulai produksi," terang Bottazzi.

"Dosis vaksin kami bernilai antara dua hingga tiga dollar AS lebih murah dibandingkan vaksin lain."

Ia menjelaskan, dalam uji coba terbaru, timnya menemukan vaksin Corbevax memiliki tingkat efektivitas lebih dari 80 persen melawan varian beta dan delta.

"Dan kami sedang mencari tahu bagaimana reaksi vaksin terhadap varian omicron."

Lebih lanjut menurut Bottazzi, vaksin rekombinan ini lebih stabil dan tidak cepat kedaluwarsa.

"Seseorang dapat menyimpan vaksin ini untuk waktu yang lama, tidak seperti obat lain yang memiliki tanggal kedaluwarsa cepat," imbuh dia.

"Kami telah menyimpan vaksin rekombinan lain selama lebih dari lima tahun dan vaksin itu bekerja dengan sempurna."

Saat ini, Bottazzi juga sedang mengerjakan konsep vaksin Covid-19 secara universal.

"Kami khawatir saat kami sudah divaksin, virus akan terus bermutasi. Omicron akan berakhir, tetapi varian baru akan datang," ujarnya.

"Kami tidak tahu virus corona apa lagi yang bisa muncul di tahun-tahun mendatang. Kita sudah melihat setiap lima atau 10 tahun, satu virus muncul. Itu sebabnya kita harus terus menyelidiki."

Baca juga: Lebih Efektif Tangkal Covid-19, Vaksin atau Kekebalan Alami?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber NBC News
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com