Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Pentingnya Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Seksual

Kompas.com - 11/02/2022, 12:51 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anjuran untuk Buang Air Kecil (BAK) setelah berhubungan seksual sudah sering disampaikan namun masih banyak yang belum memahaminya.

Setelah berhubungan badan dengan pasangannya, banyak orang pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Namun tidak semua orang melengkapi aktivitas pembersihan ini dengan menyalurkan isi kandung kemihnya.

Padahal, buang air kecil setelah berhubungan seksual baik untuk kesehatan sebab dapat membersihkan uretra.

Adapun, uretra merupakan tabung yang mengarah dari kandung kemih untuk mengangkut dan mengeluarkan urin ke luar tubuh.

Pada pria, uretra bergerak melalui penis yang bisa membawa air mani serta urin. Sementara pada wanita, uretra yang ukurannya lebih pendek muncul di atas lubang vagina.

Baca juga: 6 Kebiasaan yang Membuat Hubungan Seksual Makin Memuaskan

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Salena Zanotti, MD, buang air kecil setelah berhubungan seksual dapat mengeluarkan kuman dari uretra.

Dengan begitu risiko uretra untuk terkena infeksi saluran kemih atau ISK dapat berkurang.

“Saat Anda buang air kecil, apa pun yang mencoba masuk ke kandung kemih akan terdorong keluar bersama urin,” jelas dr. Zanotti.

“Penelitian belum membuktikan bahwa buang air kecil selalu mengurangi risiko ISK, tetapi banyak wanita merasa terbantu,” katanya.

Manfaat buang air kecil setelah berhubungan seksual

Penyakit ISK paling sering dialami oleh wanita sebab gesekan dari aktivitas seksual dapat menyebarkan bakteri.

Kuman pada akhirnya dapat menyebar dari aktivitas seks oral, vagina, maupun anal.

“Banyak jenis bakteri yang tidak berbahaya di kulit atau di anus,” kata dr. Zanotti.

Baca juga: Seberapa Sering Kita Harus Buang Air Kecil dalam Sehari?

"Tapi saat berhubungan seksual, kuman ini bisa menyebar ke saluran kemih dan akhirnya menyebabkan ISK."

Dokter Zanotti menjelaskan, rentannya wanita terkena ISK karena faktor anatomi tubuhnya, dibandingkan pria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com