KOMPAS.com – Anjuran untuk Buang Air Kecil (BAK) setelah berhubungan seksual sudah sering disampaikan namun masih banyak yang belum memahaminya.
Setelah berhubungan badan dengan pasangannya, banyak orang pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Namun tidak semua orang melengkapi aktivitas pembersihan ini dengan menyalurkan isi kandung kemihnya.
Padahal, buang air kecil setelah berhubungan seksual baik untuk kesehatan sebab dapat membersihkan uretra.
Adapun, uretra merupakan tabung yang mengarah dari kandung kemih untuk mengangkut dan mengeluarkan urin ke luar tubuh.
Pada pria, uretra bergerak melalui penis yang bisa membawa air mani serta urin. Sementara pada wanita, uretra yang ukurannya lebih pendek muncul di atas lubang vagina.
Baca juga: 6 Kebiasaan yang Membuat Hubungan Seksual Makin Memuaskan
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Salena Zanotti, MD, buang air kecil setelah berhubungan seksual dapat mengeluarkan kuman dari uretra.
Dengan begitu risiko uretra untuk terkena infeksi saluran kemih atau ISK dapat berkurang.
“Saat Anda buang air kecil, apa pun yang mencoba masuk ke kandung kemih akan terdorong keluar bersama urin,” jelas dr. Zanotti.
“Penelitian belum membuktikan bahwa buang air kecil selalu mengurangi risiko ISK, tetapi banyak wanita merasa terbantu,” katanya.
Penyakit ISK paling sering dialami oleh wanita sebab gesekan dari aktivitas seksual dapat menyebarkan bakteri.
Kuman pada akhirnya dapat menyebar dari aktivitas seks oral, vagina, maupun anal.
“Banyak jenis bakteri yang tidak berbahaya di kulit atau di anus,” kata dr. Zanotti.
Baca juga: Seberapa Sering Kita Harus Buang Air Kecil dalam Sehari?
"Tapi saat berhubungan seksual, kuman ini bisa menyebar ke saluran kemih dan akhirnya menyebabkan ISK."
Dokter Zanotti menjelaskan, rentannya wanita terkena ISK karena faktor anatomi tubuhnya, dibandingkan pria.
Pasalnya ukuran uretra pada wanita lebih pendek dan dekat ke anus daripada uretra pria.
Hal ini membuat kuman lebih mudah untuk mencapai uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Disarankan untuk pergi ke toilet 30 menit setelah berhubungan seksual.
Jika melebihi waktu tersebut, dikhawatirkan bakteri memiliki banyak kesempatan untuk masuk ke kandung kemih.
Meskipun lebih sering disarankan untuk wanita, kebiasaan ini sebaiknya juga dilakukan oleh pria.
Meski demikian, manfaat kebiasaan buang air kecil untuk pria memang tidak sebesar pada wanita.
Di sisi lain, kaum adam juga tidak sepenuhnya lepas dari ancaman ISK sebab batu ginjal dan pembesaran prostat bisa menjadi pemicunya.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Masalah Buang Air Kecil pada Malam Hari
Kencing setelah berhubungan seksual memiliki beberapa manfaat, terutama bagi orang-orang yang khawatir tentang kehamilan atau infeksi menular seksual (IMS).
Dikutip dari Cleveland Clinic, kebiasaan berkemih usai berhubungan seksual tidak dapat mencegah kehamilan maupun risiko IMS.
Cara yang paling efektif memang menggunakan alat kontrasepsi, seperti kondom atau kontrasepsi oral atau pil KB.
Di sisi lain, buang air kecil setelah berhubungan badan tidak mengurangi peluang kehamilan.
Baca juga: 11 Penyebab Terlalu Sering Buang Air Kecil
Jadi wanita yang ingin punya anak tak perlu khawatir pergi ke toilet setelah berhubungan seks dengan pasangannya.
Kehamilan membutuhkan sperma untuk melakukan perjalanan ke vagina ke saluran tuba.
Vagina terpisah dari uretra sehingga kencing tidak akan mengeluarkan sperma yang menghasilkan bayi dari vagina.
Beberapa orang mungkin merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil setelah berhubungan seksual.
Meskipun mengkhawatirkan, sensasi tersebut tidak selalu berbahaya dan berkaitan dengan risiko ISK.
Hal ini mungkin saja disebabkan adanya iritasi di bagian luar tubuh atau di vagina saat berkemih.
“Iritasi vagina bisa terasa seperti ISK karena bisa menyebabkan rasa terbakar dan urgensi saat buang air kecil,” jelas Dokter Zanotti.
Baca juga: Berapa Kali Buang Air Kecil Dianggap Sehat?
“Jika rasa terbakar atau urgensi hilang setelah 1-2 hari, itu mungkin iritasi. Tetapi jika gejalanya berlangsung lebih dari 2 hari setelah berhubungan seks, hubungi dokter,” sarannya.
Jika mengalami iritasi setelah berhubungan seksual, ia menyarankan orang-orang untuk menghindari kondom dengan spermisida.
Lebih baik, kata dia, menggunakan kondom lateks tanpa spermisida atau pelumas berbasis air dan bebas pewangi untuk kulit sensitif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.