KOMPAS.com - Tak sedikit yang menduga bahwa semua serpihan putih yang kerap menempel di baju berwarna gelap adalah ketombe.
Padahal, itu bisa saja bukan ketombe, melainkan dry scalp atau kulit kepala yang mengering.
Memang, selain karena bentuknya yang serupa, ketombe maupun dry scalp memiliki gejala yang sama, yaitu membuat kulit kepala terasa gatal.
Nah, untuk mengetahui perbedaan dan cara menangani kedua masalah kulit kepala ini, simak paparan yang dilansir dari Real Simple berikut.
Dry scalp merupakan kondisi umum yang dipicu oleh banyak hal, mulai dari keramas berlebihan hingga produk perawatan rambut yang keras.
Dalam beberapa kasus, dry scalp juga dapat menandakan suatu kondisi medis, seperti psoriasis, dermatitis kontak, eksim, atau sunburn.
Baca juga: Mengenal Scalp Psoriasis dan Perbedaannya dengan Ketombe
Dry scalp ini disebabkan oleh ketidakmampuan kulit kepala untuk menghasilkan cukup sebum dan minyak alami.
"Ketika kulit kepala kekurangan kelembapan, kulit kepala menjadi sangat kering dan menyebabkan pengelupasan kulit mati," kata Hadley King, MD, dokter kulit bersertifikat di New York, AS.
Dermatitis seboroik atau dikenal juga dengan nama ketombe adalah kondisi peradangan kulit kepala yang terkait dengan pertumbuhan berlebih.
Ketombe merupakan hasil dari jamur yang tidak berbahaya dan dipicu oleh produksi minyak berlebih.
Menurut dr. King, jamur yang biasa ditemukan pada kulit (Malassezia) itu dapat berkontribusi pada respons peradangan, yaitu ketombe.
“Jamur ini memakan sebum. Karena itu tumbuh subur di daerah berminyak,” ujarnya.
Baca juga: Ketahui, 7 Cara Menghilangkan Ketombe secara Alami
Dokter King juga mengatakan bahwa belum ada penyebab pasti ketombe, meski kemungkinan dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Beberapa faktor yang berpotensi memicu ketombe itu adalah genetika, stres, pola makan, dan obat-obatan tertentu seperti interferon dan lithium.