Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Frustasi Hadapi Fase Plateau Saat Turunkan Berat Badan? Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/02/2022, 07:44 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat menjalani rutinitas berolahraga untuk menurunkan berat badan, kita mungkin saja akan mengalami fase plateau.

Tahapan ini terjadi ketika adalah ketika bobot tubuh kita tak lagi turun meskipun menjalani pola makan dan menu olahraga yang ketat.

Tubuh kita seakan berhenti merespon metode penurunan berat badan yang kita jalani sebelum tujuan yang diinginkan tercapai.

Fase plateau seringkali membuat orang yang sedang menurunkan berat badan menjadi frustasi.

Pasalnya berat badan tak kunjung turun lagi walau segala cara sudah dilakukan termasuk dengan lebih jeli mengurangi asupan kalori.

Penyebab fase plateau saat menurunkan berat badan

Dikutip dari Cleveland Clinic, dokter spesialis endokrin, Shirisha Avadhanula, MD mengatakan fase plateau sangatlah normal terjadi dan dialami hampir semua orang saat sedang berdiet.

Menurunkan berat badan itu sulit dan setiap kilogram yang hilang harus diapresiasi,” kata dr. Avadhanula.

Menurutnya, fase plateau adalah respon yang dilakukan tubuh kita dan bukan serta merta kesalahan kita.

Baca juga: 6 Tips Sukses dalam Usaha Menurunkan Berat Badan

Untuk lebih jelasnya, ia menyebutkan ada dua alasan utama yang menjadi sebab berat badan tidak lagi berkurang.

1. Tubuh tetap mempertahankan berat badan

Fase plateau terjadi karena perbedaan antara apa yang diinginkan tubuh dengan pikiran.

Pikiran kita mungkin bertekad untuk menurunkan berat badan, tetapi tidak bagi tubuh yang tetap mempertahankannya.

“Karena ada titik setel di mana tubuh menganggap berat idealnya dan itu ditentukan oleh sejumlah faktor,” kata dr. Avadhanula.

Ia menyebut, plateau dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti berat badan anda saat ini, tingkat aktivitas, dan genetika.

Ketika mulai menurunkan berat badan, bahkan dengan pola makan yang sehat, tubuh masih menganggapnya sebagai “kelaparan”.

Baca juga: Wanita 60 Tahun Ini Turunkan Berat Badan 45 Kg dengan 7 Langkah

Artinya, tubuh kita mengira sedang kelaparan dan memulai proses untuk mencoba melawannya.

Hal ini tentunya membuat berat badan kembali seperti semula walau sudah berkurang sebelumnya.

Ini terjadi karena tubuh memproduksi hormon pengatur yang meningkatkan rasa lapar dan membuat merasa kurang kenyang.

Tubuh seolah-olah mengharapkan kita untuk terus makan agar mencapai titik berat badan yang diinginkannya.

2. Tubuh menghemat energi

Tubuh juga bekerja melawan kita saat menjalani latihan untuk menurunkan berat badan.

“Saat Anda berolahraga, tubuh menjadi lebih efisien dalam menghemat energi,” terang dr. Avadhanula.

Baca juga: Tidur 8 Jam Semalam, Ternyata Bisa Turunkan Berat Badan

Ketika tubuh menyadari kebiasaan hidup sehat baru yang kita jalani, tubuh akan beradaptasi dan mengeluarkan energi secara efisien.

“Alih-alih membakar 300 kalori dalam setengah jam, misalnya, mungkin hanya membakar 200 kalori,” jelas dr. Avadhanula.

Tubuh setiap orang merespon program penurunan berat badan secara berbeda

Olahraga ringan yang dilakukan sering dan rutin bisa memberikan efek positif bagi orang-orang yang ingin menerapkan diet sehat dan menurunkan berat badan dengan cepat.SHUTTERSTOCK/LJUPCO SMOKOVSKI Olahraga ringan yang dilakukan sering dan rutin bisa memberikan efek positif bagi orang-orang yang ingin menerapkan diet sehat dan menurunkan berat badan dengan cepat.

Dokter Avadhanula.juga menyampaikan, tubuh setiap orang berbeda sehingga reaksi terhadap pola makan dan olahraga yang dijalani tidak sama.

“Orang-orang di fase plateau berbeda. Itu tergantung pada tubuh mereka,” tambah dia.

Maka dari itu, ia meminta orang-orang untuk lebih banyak berolahraga jika ingin menurunkan berat badannya.

Walau tidak ada target khusus untuk mengatasi plateau, menurutnya lebih baik orang-orang menyadari tingkat kenyamanan saat berolahraga.

Baca juga: Mengenal Metabolism Miracle, Diet yang Bantu Melangsingkan Tubuh

Dokter Avadhanula mengutarakan, sangat wajar bila tubuh tidak nyaman saat berolahraga.

Misalnya, kita akan berkeringat, napas dengan berat, dan merasakan efek dari aktivitas fisik saat berlari.

Namun, jika tidak merasakan hal-hal di atas tandanya tubuh telah terbiasa dengan latihan yang dijalani.

Dia lebih menyarankan agar orang-orang menghitung detak jantungnya untuk mengetahui seberapa keras olahraga yang dilakoni.

Fokus diet

Di sisi lain, dr. Avadhanula mengingatkan agar orang yang sedang menurunkan berat badan untuk membiasakan pola makan yang sehat.

“Hal terpenting dengan kebiasaan diet adalah konsisten,” saran dr. Avadhanula.

"Salah satu kesalahpahaman besar tentang penurunan berat badan adalah bahwa harus ada semacam ‘kekurangan’ untuk melakukannya," tambahnya.

Mempertahankan kebiasaan sehat dengan diet yang dijalani lebih penting daripada sekedar membakar kalori yang kita konsumsi sebelumnya.

Plateau adalah fase yang normal

Seperti yang dia ungkapkan, fase plateau merupakan hal yang normal saat seseorang sedang menurunkan berat badan.

Bagian terpenting dari penurunan berat badan yang sehat adalah mengelola ekspektasi dan bersiap menempuh proses yang lebih lama.

“Menurunkan berat badan dalam jumlah besar dalam waktu singkat bukanlah hal yang sehat,” katanya.

Baca juga: 4 Model Diet yang Cocok untuk Pengidap Kolesterol Tinggi

“Menurunkan antara 0,5-1 kilogram seminggu sudah cukup. Ini juga tentang menjaga pola makan yang sehat dan membangun kebiasaan yang sehat.”

Dia menambahkan, diperlukan waktu 3-5 tahun bagi tubuh untuk menstabilkan, beradaptasi dengan penurunan berat badan, dan menerima berat badan baru.

"Kesejahteraan mental beriringan dengan perjalanan penurunan berat badan ini. Kamu harus belajar mencintai dirimu sendiri dengan berat badanmu saat ini,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com