Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kelam Lahirnya Hari Valentine, Tak Hanya Soal Kasih Sayang

Kompas.com - 12/02/2022, 14:30 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Dalam satu kesempatan, seorang cendekiawan mengirim Uskup Valentine untuk menyembuhkan putranya yang tak dapat berbicara atau menegakkan tubuhnya.

Setelah berdoa di suatu malam, sang uskup berhasil menyembuhkan putra cendekiawan tersebut.

Tak ayal, sang putra dan keluarganya, bersama para cendekiawan lain menganut agama Kristen.

Uskup Valentine kemudian ditangkap karena kemampuan yang dimiliki.

Ia dipaksa beralih ke aliran paganisme namun menolak, sehingga ia dihukum mati dengan cara dipenggal kepalanya.

Seiring berjalannya waktu, tanggal 14 Februari dijadikan momen di mana para pasangan bertukar hadiah dalam bentuk permen, perhiasan, atau bunga, dan kartu ucapan.

Kartu hari Valentine pertama diduga berasal dari tahun 1415, ketika Duke of Orleans mengirimkan kartu kepada istrinya saat dia menjadi tahanan di Menara London.

Di Amerika Serikat, mengirim kartu hari Valentine belumlah populer sampai Perang Revolusi pecah.

Kala itu, orang-orang memiliki kebiasaan memberikan tulisan tangan untuk kekasih mereka.

Baru, pada awal 1900-an, kartu ucapan hari Valentine diproduksi secara massal.

Baca juga: 5 Menu Makanan Romantis yang Cocok Dinikmati Saat Valentine

Meski populer di berbagai belahan dunia, hari Valentine tidak dirayakan di beberapa negara karena bertentangan dengan nilai-nilai agama mayoritas di negara tersebut.

Namun, ada juga negara yang menolak hari Valentine karena alasan politik.

Di India, beberapa partai politik konservatif menentang hari Valentine karena partai-partai itu meyakini Valentine mempromosikan nilai-nilai yang dianut negara Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com