Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Logika: Ilmu Penting yang Jarang Disadari di Kehidupan Sehari-hari

Kompas.com - 14/02/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti & Brigitta Valencia Bellion

LOGIKA merupakan salah satu cabang ilmu epistemologi di filsafat. Dengan logika, semua informasi yang didapatkan akan diproses terlebih dahulu agar objektif.

Oleh karena itu, logika sebenarnya sangat penting untuk dipraktikkan agar banyak orang tak terjebak di pemikiran yang salah.

Dalam KBBI, logika didefinisikan sebagai pengetahuan tentang kaidah berpikir yang tepat (science of proper reasoning).

Melalui definisi tersebut, logika sering kali dipahami sebagai rasional. Padahal, rasionalitas berbeda dengan logika karena ia merupakan proses penalaran dari awal argumen itu ada hingga kesimpulan.

Akan tetapi, keduanya masih berhubungan karena logika hadir untuk memeriksa rasionalitas argumen tersebut apakah isinya sahih atau tidak.

Apabila dari pertanyaan yang diajukan tak bisa dijawab dengan benar, maka argumen tersebut dapat dikatakan tidak rasional.

Sementara itu, logika mengusung konsep dasar yang didefinisikan oleh Aristoteles bahwa tidak mungkin orang percaya pada sesuatu yang ada sekaligus tak ada.

Misalnya, saat di depan mata hanya terdapat satu gelas berwarna biru, kita tak bisa menyebut ada gelas warna merah saat itu juga.

Hal itu dianggap tak rasional karena konsep warna biru lebih dahulu terbentuk, kecuali pada orang yang memiliki masalah pada penglihatannya.

Cara menghindari kesesatan berpikir

Jadi S. Lima, seorang pengajar Hermeneutika, dalam siniar OBSESIF mengungkapkan bahwa masih banyak kesesatan berpikir yang dilakukan oleh masyarakat.

Kesesatan ini tanpa disadari sering dilakukan sehingga membuat argumen atau opini seseorang tak berkembang.

Kesesatan berpikir (logical fallacy) yang pertama adalah menggunakan ad hominem. Seseorang akan menitikberatkan argumen pada 'siapa' yang berbicara daripada isi argumennya.

Hal ini sering terjadi saat mendengar penjelasan dari orang yang memiliki status lebih tinggi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com