KOMPAS.com - Menjaga tingkat hidrasi kulit sangatlah penting agar lapisan terluar tubuh kita terasa kenyal dan bebas dari kusam.
Sayangnya, paparan sinar UV, produk kosmetik yang mengandung deterjen, hingga kurangnya minum air putih bisa memengaruhi kondisi ini.
Selain faktor-faktor di atas, ternyata cara kita bernapas juga dapat berdampak pada tingkat hidrasi kulit.
Singkatnya, saat kita bernapas melalui hidung yang menjadi saluran udara masuk ke paru-paru, hidung akan bertindak sebagai filter.
Rambut di dalam hidung berfungsi untuk menyaring udara setiap kali kita menarik napas sehingga menghalangi debu dan bakteri masuk ke paru-paru.
Akan tetapi, tidak jarang kita bernapas melalui mulut yang tidak memiliki sistem penyaringan seperti hidung.
Menurut Cynthia Bailey, MD, pendiri Dr. Bailey Skin Care, udara yang masuk itu bisa membuat kekeringan dan pada akhirnya mengakibatkan dehidrasi.
Penelitian mendapati bahwa saat udara kering masuk ke paru-paru tanpa penyaringan, kadar air di tubuh seseorang akan hilang sebanyak 42 persen.
Inilah yang menjadi jawaban mengapa saat bangun di pagi hari, kondisi mulut kita menjadi kering dan bibir pecah-pecah, terutama jika tertidur dengan mulut terbuka.
Baca juga: Mana Lebih Baik, Bernapas Melalui Hidung atau Mulut?
Penelitian menunjukkan hidrasi di dalam tubuh dapat memengaruhi tingkat kelembapan dan kekenyalan kulit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.