Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Kesepian pada Individu Dewasa Muda dan Mindfulness sebagai Pelindung Diri

Kompas.com - 14/02/2022, 14:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Individu dapat merasakan kesepian secara emosional yang berarti individu tidak puas akan hubungan intimacy atau hubungan dengan orang terdekat (seperti pasangan, sahabat, keluarga), ataupun kesepian secara sosial, yaitu individu tidak puas akan hubungan sosial yang lebih luas (teman, kolega, dan orang di lingkungan sekitar).

Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa kesepian merupakan perasaan subjektif individu yang merasa tidak puas karena kebutuhan akan hubungan sosialnya tidak terpenuhi.

Situasi Pandemi Covid-19 menyebabkan hubungan sosial antar individu berkurang sehingga hal ini berdampak pada peningkatan kesepian individu terutama individu dewasa muda.

Berdasarkan teori tahapan psikososial Erik Erikson, individu dewasa muda sedang dalam tahap intimacy vs isolation.

Jika kelekatan hubungan itu didapatkan, maka tahapan psikososial individu dewasa muda akan terpenuhi. Sedangkan jika tidak, maka individu akan merasa terisolasi.

Jika dilihat dari aspek kognitif, individu yang kesepian memiliki distorsi kognitif yang menyebabkan individu memandang dunia sosialnya sebagai dunia yang mengancam.

Ia membayangkan interaksi sosial yang lebih negatif dan mengingat lebih banyak informasi sosial negatif berdasarkan pengalaman dirinya atau informasi negatif yang didapat dari pengalaman orang lain atau disebut bias negatif.

Hal tersebut kemudian membuat individu yang mengalami kesepian menarik diri dari interaksi sosial dengan orang lain sehingga menyebabkan individu semakin kesulitan untuk melibatkan diri pada hubungan sosial, merasakan kecemasan sosial dan merasa kesepian yang semakin dalam.

Oleh karena itu, jika individu tidak berusaha untuk mengatasi hal ini, maka perasaan kesepian tersebut dapat semakin parah dan melibatkan individu pada perilaku yang membahayakan kesehatan dirinya.

Berdasarkan penelitian Varga, dkk pada tahun 2021 dalam The Lancet Regional Health - Europe, kesepian disebutkan memiliki dampak pada masalah psikologis, yaitu depresi dan kecemasan termasuk social anxiety disorder.

Hal ini sejalan dengan temuan studi yang dilakukan oleh Matthews, dkk pada tahun 2018 pada psychological medicine bahwa individu dewasa muda yang merasa kesepian berdampak pada perilaku yang membahayakan kesehatan fisiknya.

Ia menggunakan lebih banyak strategi negatif dalam mengatasi stres seperti meminum alkohol untuk mengatasi masalah, penyalahgunaan obat-obatan, dan keinginan untuk menyakiti diri atau mengakhiri hidupnya.

Selain itu, dampak lainnya, yaitu individu yang merasa kesepian kurang yakin dengan prospek pekerjaan mereka dan lebih cenderung kehilangan pekerjaan.

Lalu bagaimana cara mengatasi kesepian?

Kesepian dapat semakin berkurang apabila individu mampu memulai sebuah interaksi dan hubungan sosial.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com