Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Riset, Orang Tua Lebih Kebal Penipuan Bermodus Covid-19

Kompas.com - 15/02/2022, 12:36 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber PsyPost

KOMPAS.com - Orang tua sering dianggap kudet mengikuti teknologi terbaru sehingga rawan jadi korban penipuan di era digital.

Berbeda dengan anak muda yang lebih digital savvy sehingga lebih waspada.

Namun sepertinya stigma itu tak terbukti jika dikaitkan dengan risiko penipuan yang bermodus Covid-19.

Penelitian terbaru membuktikan, kehati-hatian terkait penipuan tidak berbeda antara kelompok usia.

Baca juga: Benarkah Orang Tua yang Tinggal di Panti Jompo Lebih Bahagia?

Riset yang diterbitkan di Jurnal Frontiers in Psychology ini menyebutkan, orang yang lebih tua lebih tidak mungkin menanggapi penipuan bermodus Covid-19 dibandingakan anak muda atau setengah baya meskipun sama-sama menjadi sasaran.

Sebaliknya, orang yang lebih tua secara signifikan lebih waspada terhadap klaim yang dibuat oleh pesan penipuan daripada generasi yang lebih muda.

Orang tua lebih kebal penipuan bermodus Covid-19

Para ilmuwan dari AS dan Inggris ini melakukan penelitian pada 210 peserta dengan rentang usia yang berbeda-beda.

Setiap peserta diberikan pesan Covid-19 berdasarkan modus penipuan yang terjadi di dunia nyata.

Pesan tersebut termasuk email yang mengaku dari WHO, teks peringatan jika telah terkonfirmasi positif Covid-19, dan pengumuman yang mengklaim bahwa vaksin baru bisa menyembuhkan penyakit dalam hitungan jam.

Baca juga: Tren Pakai Nose Sanitizer untuk Obati Covid-19, Ini Pendapat Ahli

Para objek penelitian ini juga disuguhi iklan masker wajah yang terpercaya.

Riset ini menggunakan metode pengukuran yang dikenal dengan nama Bullshit Receptivity Scale.

Teknik ini meminta peserta untuk menilai 'kedalaman' pernyataan yang terdengar mengesankan seperti 'kesehatan yang baik memberikan realitas hingga kreativitas yang halus'.

Tanpa sepengetahuan  peserta, pernyataan-pernyataan tersebut dibuat secara acak untuk memiliki sintaksis yang utuh, tetapi isinya tidak berarti.

Baca juga: Bagaimana Hentikan Para Orang Tua Berbagi Berita Sesat soal Corona?

Julia Nolter, salah satu peneliti yang berasal dari Cornell University mengatakan penerimaan yang lebih tinggi terhadap 'omong kosong' dikaitkan dengan kemauan yang lebih besar untuk menanggapi ajakan Covid-19.

Namun peserta penelitian yang lebih tua cenderung tidak menganggap pernyataan 'omong kosong' sebagai valid.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber PsyPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com