Oleh: Nika Halida Hashina & Ristiana D Putri
DALAM hubungan sosial, kita tidak bisa menampik jika ada saja orang yang lebih unggul dalam beberapa aspek.
Hal ini wajar karena sejatinya setiap individu memang memiliki perbedaan.
Akan tetapi, kita pasti pernah bertemu orang yang selalu ingin menunjukkan bahwa dirinya tampil lebih baik dibanding yang lain.
Ternyata, ranah psikologi juga membahas hal ini. Timothy Legg, seorang psikiater asal Amerika Serikat membenarkan adanya tanda-tanda nyata mengenai perilaku ini.
Menurut dia, superiority complex adalah perilaku yang menunjukkan bahwa seseorang percaya kalau mereka lebih unggul dari orang lain.
Orang dengan perilaku ini sering membanggakan dan memiliki pendapat berlebihan tentang diri mereka sendiri.
Perilaku ini pertama kali dikemukakan oleh Alfred Adler, seorang tokoh psikolog individual dunia.
Superiority complex pertama kali disebutkan dalam karyanya pada awal abad ke-20.
Dia juga menyatakan bahwa superiority complex merupakan mekanisme pertahanan untuk perasaan tidak mampu yang setiap individu perjuangkan.
Dengan kata lain, superiority complex ini tidak selalu dilakukan oleh mereka yang “hebat”, tetapi ada kemungkinan sebenarnya mereka hanya sedang menyembunyikan rasa rendah diri, seperti malu akan kegagalan.
Namun, mereka menyembunyikannya dengan bersikap sombong terhadap orang-orang di sekitarnya.
Padahal, orang yang benar-benar mampu tak akan menunjukkan kehebatannya secara sengaja.
Apa penyebab superiority complex?
Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai alasan perilaku ini bisa berkembang dalam diri individu.