KOMPAS.com - Walau sedari kecil kita sudah diajari oleh orang tua dan guru untuk sarapan sebelum beraktivitas, nyatanya rutinitas ini kerap diabaikan saat beranjak dewasa.
Mereka yang tidak sarapan beralasan makan di pagi hari membuat perut terasa tidak nyaman, menimbulkan keinginan buang air besar, hingga tidak memiliki cukup waktu.
Padahal, sarapan sebelum berangkat sekolah atau kerja -ditambah mengasup gizi yang cukup- memberi tubuh segudang manfaat.
Rutinitas yang kerap diabaikan ini ternyata baik bagi kesehatan sebab mampu menurunkan risiko diabetes hingga memberi tubuh energi sepanjang hari.
Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan ahli diet dari Cleveland Clinic, Beth Czerwony, RD berikut ini.
Seperti yang sudah banyak diketahui bahwa sarapan berguna memberi energi agar kita dapat menjalani hari dan membantu tubuh melakukan yang terbaik.
Dalam hal ini, Czerwony mengibaratkan sarapan seperti mengisi tanki bahan bakar mobil. Tubuh akan mampu bergerak maksimal jika memiliki "bahan bakar".
Pagi hari merupakan waktu yang krusial sebab tubuh paling sensitif terhadap insulin. Pada saat ini tubuh menggunakan gula darah lebih efektif.
Momen ini bisa dimanfaatkan dengan mengasup karbohidrat mengandung serat agar kita mendapatkan 25 gram atau lebih serat makanan sehari supaya kolesterol turun.
Sebuaah studi observasional mendapati orang yang tidak sarapan 4-5 hari dalam seminggu, risiko terkena diabetes tipe 2 naik menjadi 55 persen.
Walau demikian, penting juga untuk memastikan menu sarapan kita bebas atau rendah gula.
Otak membutuhkan bahan bakar untuk bekerja dan karenanya sarapan dapat membantu kita lebih waspada, fokus, dan bahagia.
Sangat penting juga bagi anak-anak untuk memberi "makan" pikiran mereka saat sarapan.
Studi menunjukkan anak-anak yang makan di pagi hari lebih mampu memperhatikan di sekolah dan bidang akademiknya meningkat.
Baca juga: 4 Tips Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol
Czerwony mengatakan, banyak saran yang berkaitan dengan pentingnya sarapan didasarkan pada studi observasional.