Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Cara Pencegahan dan Dampak Stunting pada Anak

Kompas.com - 18/02/2022, 08:37 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Butuh perhatian orang tua

Baik sebelum atau sesudah melahirkan, orang tua didorong untuk memperhatikan asupan gizi dirinya dan anak.

Saat mengandung, Prof. Rini meminta para ibu memperhatikan kondisi kesehatannya dan mendapat asupan nutrisi.

Sementara jika anak yang dilahirkan telanjur menderita stunting, dia menyarankan para ibu untuk memberikan ASI eksklusif.

"Berikan makanan penamping ASI tepat waktu dan berikan asupan bahan makanan sumber protein seperti susu," imbuhnya.

"Sebelum ibu hamil harus diperbaiki dulu asupan nutrisinya dan salah satu yang bisa membantu perempuan itu susu."

"Supaya pada saat dia hamil bayinya punya gizi yang baik, berat badan lahir bagus kemudian tinggi badannya normal," sambung dia.

Dampak jangka panjang

Dia mengutarakan, apabila langkah-langkah tersebut tidak dilakukan orangtua, ada konsekuensi jangka panjang yang akan dialami anak.

Antara lain memperlambat perkembangan otak, keterbelakangan mental, dan rendahnya kemampuan belajar anak.

"Anak yang stunting juga berisiko terkena penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas," terang Prof. Rini.

Di sisi lain, dia mengungapkan stunting mengakibatkan anak memiliki konsentrasi asam amino yang lebih rendah, mengalami gangguan kognitif, dan bentuk otak yang berbeda dari anak normal yang seumuran.

Pada acara yang sama, Category Marketing Manager PT Frisian Flag Indonesia, Pratiwi Rosani mendorong para orang tua untuk memberikan 9AAE dan DHA 4X.

Dua kandungan itu disebut Pratiwi terkandung dalam Frisian Flag Primargo yang mengandung formula lebih lengkap dan jumlah yang lebih banyak.

"9AAE yang merupakan kandungan tertinggi dibandingkan dengan produk sejenis di kelasnya, DHA 4X Lebih Tinggi," katanya.

Pratiwi menjelaskan, kombinasi kandungan prima ini mampu memaksimalkan perkembangan otak dan tumbuh kembang yang dibutuhkan anak di 1.000 hari pertama kehidupannya.

"Kandungan 9AAE sangat penting karena tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri dan harus dipenuhi dari sumber protein hewani seperti daging, ikan, ayam, telur atau susu," jelas Pratiwi.

Menurut studi yang dilakukan oleh National Center for Biotechnology Information, anak-anak yang kekurangan 1 jenis 9AAE akan menurunkan potensi tinggi badan, bahkan hingga 50 persen.

Tanpa 9AAE yang lengkap, sangat berpengaruh bagi pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan dapat meningkatkan risiko stunting.

Baca juga: Cegah Stunting, Balita Perlu Asupan Protein Hewani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com