Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Novi Amelia, Pasien Skizofrenia Cenderung Berisiko Bunuh Diri?

Kompas.com - 18/02/2022, 09:01 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Model Novi Amelia meninggal dunia setelah lompat dari lantai 8 Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, Rabu (16/2/2022).

Pemilik nama lengkap Linda Astuti ini disebut memiliki gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi hingga beberapa gangguan seperti mendengar suara-suara aneh yang dikenal sebagai gejala skizofrenia.

"Novi pernah menjalani pemeriksaan kejiwaan beberapa tahun lalu," ujar Chris Sam Sewu, kuasa hukum Novi di tahun 2012, seperti diberitakan Kompas.com.

Menurut Chris, Novi sempat mengunjungi psikiater beberapa kali untuk konsultasi terkait gangguan mental yang dialami.

Baca juga: Mengenal Skizofrenia, Penyakit Novi Amelia Sebelum Bunuh Diri

Skizofrenia dan keinginan bunuh diri

Orang dengan gangguan kesehatan mental memiliki kecenderungan untuk melakukan hal nekat, termasuk pada pasien skizofrenia yang berisiko untuk bunuh diri.

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan JAMA Psychiatry, ada peningkatan risiko bunuh diri 4,5 kali lipat pada pasien skizofrenia usia 18-34 tahun ketimbang populasi umum. Risiko tersebut menurun pada pasien yang lebih tua.

Lantas apa kaitannya antara skizofrenia dan risiko bunuh diri?

Menanggapi hal tersebut, Psikolog Klinis, Ikhsan Bella Persada, M. Psi., mengatakan keinginan bunuh diri pada pasien skizofrenia umumnya disebabkan oleh tekanan dan masalah hidup.

"Mereka yang mengalami skizofrenia itu umumnya dikarenakan ada tekanan yang kuat atas masalah yang dialami oleh mereka. Ketika tekanan tersebut tidak bisa ditoleransi akhirnya bisa menimbulkan putusnya kontak realitas dengan dunia," katanya kepada Kompas.com, Kamis (17/2/2022).

Seperti diketahui, skizofrenia dapat didefiniskan sebagai gangguan kesehatan mental yang membuat penderitanya tidak bisa membedakan mana khayalan dan kenyataan.

Pasien skizofrenia cenderung tidak mampu memahami, berpikir dan mengingat sesuatu yang pernah dialami.

"Karena itulah muncul halusinasi dan delusi. Ketika mengidap skizofrenia, pasien cenderung masih punya keyakinan atau pikiran negatif, contohnya muncul paranoid (ketakutan tidak wajar) sehingga membuat mereka frustasi dan memilih mengakhiri hidup untuk menghilangkan ketakutannya itu," tambah Ikshan.

Baca juga: Keinginan Bunuh Diri Bisa Muncul akibat Depresi, Harus Bagaimana?

Oleh karena itu, pasien skizofrenia membutuhkan pendampingan khusus untuk meredam aksi nekatnya seperti kecenderungan menyakiti diri sendiri, hingga keinginan bunuh diri.

"Faktor lainnya adalah ada yang merasa tidak mendapatkan support dari keluarga atau orang terdekat, padahal penderita skizofrenia sangat butuh dukungan dari keluarga. Ketika ini terjadi maka sangat mungkin untuk berpikir bunuh diri atau mencoba untuk bunuh diri," ujarnya.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com