Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Healing dengan Staycation dan Liburan, Apa Kata Pakar?

Kompas.com - Diperbarui 18/02/2022, 23:42 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Misalnya, apabila, dalam prosesnya, kita mencoba memahami masalah yang dihadapi dan menelaah kembali cara berpikir kita.

Termasuk pula melatih cara meregulasi emosi dan menjalani yoga selama beberapa bulan guna memahami luka batin sendiri.

"Tapi kalau cuma ke Bali dua minggu, jalan-jalan, have fun, mohon maaf ya itu bukan healing tapi kamu sedang butuh liburan untuk recharge," ujar pakar yang aktif di layanan Pijar Psikologi ini.

Baca juga: Mengenal Self Healing, Tujuan dan Siapa Saja yang Membutuhkannya

Seperti merawat luka fisik, healing dilakukan dengan menengok kembali luka lama yang biasanya akan memicu kenangan masa lalu yang menyakitkan.

Dalam prosesnya, kita akan merasakan hal yang sangat tidak nyaman, berbeda dengan liburan yang identik dengan bersenang-senang.

Ia mencontohkan film Eat, Pray, Love sebagai contoh nyata healing di Bali.

Tokoh Elizabeth Gilbert, yang diperankan Julia Roberts, datang ke Pulau Dewata dengan misi pribadi setelah pengalaman buruk pernikahannya.

Healing tidak selalu harus dengan staycation atau liburan

Pada dasarnya, healing tidak selalu harus dilakukan dengan pergi berlibur atau staycation di hotel mewah.

Arindah mengatakan, healing bisa dilakukan dengan berbagai cara yang lebih sederhana, bahkan tanpa pergi jauh.

Misalnya saja menulis jurnal pribadi di kamar, berkontemplasi soal apa yang dilakukan seharian atau menjalani online counseling via telepon.

"Healing tidak harus mahal, poinnya adalah mencoba menyembuhkan luka sendiri," katanya.

Proses penyembuhan ini harus mampu menghilangkan rasa tidak nyaman, cemas, khawatir dan berbagai perasaan yang membuat hidup kita tidak nyaman.

Baca juga: Cara Melakukan Self Healing dalam Waktu 10 Menit

Tujuan healing adalah agar kita bisa hidup lebih nyaman dengan menjadi diri sendiri menghadapi berbagai kemungkinan konflik dan masalah di masa depan.

Healing dengan liburan atau staycation mahal akan sia-sia belaka jika kita masih merasa sedih dan hampa setelahnya.

"Artinya kita tidak healing kalau setelah liburan kita masih tidak tahu apa yang bikin lelah, hampa, nangis tiap malam atau merasa ada yang hilang," jelas Arindah.

Ia mengingatkan, healing tidak bisa dilakukan secara instan sehingga membutuhkan waktu dan usaha secara terus-menerus.

Baca juga: Ingin Self-Healing di Rumah? Yuk Simak Saran Desain Para Ahli

Kadangkala, kita membutuhkan healing yang memakan waktu seumur hidup untuk menyembuhan luka agar bisa hidup lebih nyaman.

"Healing tidak harus liburan kok, di kamar saja juga bisa, karena intinya, healing itu sebuah perjalanan menemukan ke dalam, bukan mencari ke luar," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com