KOMPAS.com - Kanye West jadi perhatian dunia karena sejumlah perilakunya yang dianggap toxic terhadap Kim Kardashian.
Tingkahnya dinilai problematik karena terus-menerus memanipulasi wanita yang pernah menikah selama tujuh tahun dengannya itu.
Beberapa pekan belakangan, Ye, nama resmi Kanye saat ini, melakukan berbagai serangan terhadap sosialita ini lewat berbagai penyataannya.
Ia menuding Kim membatasi hubungan dengan anaknya, mengkritik pola asuhnya dan menyindir hubungannya dengan Pete Davidson.
Baca juga: Drama Hubungan Kanye West dan Kim Kardashian, Soal Anak dan Pacar Baru
Lewat akun Instagram, founder Yeezy ini terus melakukan olok-olok sekaligus ancaman kepada komedian Saturday Night Live (SNL) ini.
Di sisi lain, Kanye juga memohon Kim agar bersedia rujuk dan kembali padanya.
Sejumlah unggahannya itu kini sudah dihapus dan Kanye juga menyatakan permintaan maaf atas perilakunya itu.
Sayangnya, bukti tingkah toxic dirinya itu sudah menyebar di berbagai berita maupun media sosial sehingga tetap abadi.
Baca juga: Kanye West Umumkan Civil War, Libatkan Drake hingga Taylor Swift
Tina Swithin, pendamping perceraian berkonflik tinggi di AS menilai unggahan media sosial rapper tersebut berisikan konten agresif, menghina sampai mencari simpati.
Narasinya, tambah Swithin, bisa berubah setiap harinya, tergantung mood dan situasi yang dialami Kanye.
“Jika pernah ada buku pedoman tentang cara meneror calon mantan istri Anda, dia menggunakannya dan polanya mengerikan dan dapat diprediksi,” ujarnya, dikutip dari Huffpost.
Berdasarkan pengalamannya, Tina Swithin mengatakan ada tiga hal yang muncul dalam perpisahan berkonflik tinggi, seperti Kanye West dan Kim Kardashian.
"Kebutuhan pelaku untuk mengontrol, kebutuhan pelaku untuk 'menang' dan keinginan pelaku untuk menyakiti atau menghukum orang tua yang sehat," jelasnya.
Terbukti dari tingkahnya yang merasa berhak menyerang Pete Davidson, pacar baru Kim Kardashian.