Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Simak, Inilah Bahaya Terlalu Banyak Menekan Anak

Kompas.com - 22/02/2022, 06:06 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Merupakan hal yang wajar apabila orangtua mengharapkan banyak hal yang terbaik dari anaknya.

Seperti menginginkan anaknya meraih peringkat 1 di sekolah, menjuarai lomba, masuk ke perguruan tinggi favorit, dan masih banyak lagi.

Karena alasan itu tak mengherankan apabila beberapa orangtua memberi dorongan, bahkan paksaan agar sang buah hati mewujudkan keinginannya.

Anak kemudian dibanding-bandingkan dengan orang lain, didaftarkan bimbingan belajar, atau diberi hukuman bila nilainya saat ujian tidak memenuhi keinginan orang tua.

Kendati keinginan orangtua berhasil terwujud, ketahuilah bahwa anak dapat mengalami stres, termasuk depresi.

Sebuah survei tahun 2013 oleh Pew Research Center menemukan bahwa 64 persen orang Amerika mengatakan orangtua memang tidak memberikan tekanan kepada anak untuk berprestasi di sekolah.

Namun, beberapa anak mungkin mengalami terlalu banyak tekanan dari orangtuanya.

Baca juga: 5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Gagal

Bahaya terlalu banyak menekan anak

Anak-anak yang berada di bawah tekanan besar dari orangtuanya berisiko bermasalah pada kesehatan mental hingga tidurnya.

Agar hal tersebut tidak tejadi, sebaiknya orangtua memperhatikan apakah mereka menekan anaknya atau tidak seperti yang di bawah ini.

1. Risko penyakit mental yang lebih tinggi

Anak-anak yang berada di bawah tekanan terus-menerus dapat mengalami kecemasan yang konstan.

Jumlah stres yang tinggi juga dapat mengakibatkan anak berisiko besar terkena depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya.

2. Risiko cedera lebih tinggi

Anak yang menjadi menjadi atlet dan merasakan banyak tekanan untuk terus berpartisipasi dalam olahraga meskipun cedera akan mengalami konsekuensi serius.

Mengabaikan rasa sakit atau kembali berolahraga sebelum cedera sembuh dapat menyebabkan kerusakan permanen.

3. Kemungkinan berperilaku curang

Ketika fokus anak adalah pada pencapaian daripada belajar, dia lebih cenderung untuk menyontek.

Baik itu anak kecil yang melihat sekilas jawaban teman sekelasnya saat ujian atau mahasiswa yang membayar joki untuk menulis makalah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com