Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadar Kolesterol Tinggi Tak Picu Sakit Kepala, Lalu?

Kompas.com - 22/02/2022, 08:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asupan makanan tinggi lemak yang terlalu banyak bisa memicu peningkatan kolesterol.

Kolesterol tinggi merupakan faktor risiko berbagai penyakit serius, termasuk penyakit arteri koroner yang menyebabkan serangan jantung atau masalah lain pada jantung.

"Efek dari kolesterol tinggi akan menumpuk selama bertahun-tahun," tutur ahli jantung Luke Laffin.

"Selama jangka waktu yang lama, kolesterol tinggi meningkatkan risiko stroke, serangan jantung dan aterosklerosis (kondisi di mana arteri mengeras)."

Begitu kolesterol naik, sebagian dari kita merasakan sakit kepala. Padahal, kolesterol tinggi tidak lantas menimbulkan sakit di bagian kepala.

Baca juga: Kadar Kolesterol Tinggi Disebut Bisa Pengaruhi Mata, Seperti Apa?

Benarkah kolesterol tinggi memicu sakit kepala?

"Tidak ada bukti pasti bahwa hal itu benar," kata Laffin.

Jika kadar kolesterol kita sangat tinggi, gejala yang dirasakan akan berbeda.

"Kita akan melihat simpanan kolesterol di area tertentu yang tak terduga, seperti siku atau tendon achilles."

"Pada orang berusia muda, kemungkinan ada penumpukan atau simpanan kolesterol di mata jika kadar kolesterolnya tinggi," sambung Laffin.

Ia kembali menegaskan, kolesterol tinggi tidak menyebabkan sakit kepala.

"Saya melihat banyak orang bertanya 'apakah tekanan darah tinggi saya menyebabkan sakit kepala?' Itu pertanyaan yang umum," sebut Laffin.

"Jawabannya adalah tidak. Otak kita memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dengan kadar tekanan darah tinggi dalam waktu yang singkat."

"Tetapi jika kadar tekanan darah ini terlalu tinggi, kita bisa mengalami sakit kepala."

Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi juga merupakan faktor risiko aterosklerosis, penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah.

"Masih dipertanyakan bagaimana itu (tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi) berkontribusi terhadap sakit kepala," jelas Laffin.

Baca juga: Cara Turunkan Kadar Kolesterol Jahat Secara Alami

Namun, penumpukan plak di arteri juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang pada akhirnya mengakibatkan stroke.

 

Kaitan antara kolesterol tinggi dan sakit kepala sebelah

Laffin mencatat, tidak ada bukti yang menunjukkan kolesterol tinggi menyebabkan migrain atau sakit kepala sebelah.

"Kita cenderung menganggap sakit kepala migrain sebagai fenomena vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah akibat rendahnya oksigen atau peningkatan suhu tubuh)," katanya.

"Itu adalah fenomena yang benar-benar berbeda dari aterosklerosis."

Hanya saja, banyak studi dalam beberapa tahun belakangan mengungkap hubungan antara kadar kolesterol dan sakit kepala sebelah.

Satu studi di tahun 2015 --misalnya, menemukan individu yang sering mengalami migrain intens memiliki kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL yang lebih tinggi.

Ketika peserta dalam studi tersebut menjalani pengobatan selama tiga bulan yang membantu mengurangi migrain, kadar kolesterol total dan kolesterol jahat menurun.

Namun, studi ini hanya melibatkan 52 peserta, sehingga terlalu kecil untuk ditarik kesimpulan secara menyeluruh.

Baca juga: 9 Minuman yang Bantu Turunkan Kadar Kolesterol Jahat

Juga, hasil studi tidak menunjukkan kolesterol tinggi memicu sakit kepala sebelah.

"Kesimpulannya yaitu ada hubungan ketika membicarakan tentang sakit kepala migrain," ungkap Laffin.

Namun, hubungan itu bukanlah hubungan sebab dan akibat, menurut dia.

Sebuah studi lain pada 2011 menemukan, individu yang menderita migrain dengan perubahan pengelihatan atau nada bicara memiliki kadar kolesterol dan trigliserida total yang lebih tinggi.

Hasil ini dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami sakit kepala sebelah.

Namun, hasil studi ini pun tidak bisa menyimpulkan kadar kolesterol tinggi menyebabkan individu mengalami sakit kepala sebelah dengan perubahan penglihatan atau nada bicara.

Studi itu juga hanya melibatkan peserta yang diklasifikasikan sebagai lansia.

Dengan kata lain, tidak ada bukti ilmiah bahwa temuan studi tersebut berlaku untuk orang-orang dari segala usia.

Apakah masalah jantung terkait dengan pusing?

Jika kita merasa pusing, kemungkinan apa yang kita alami menandakan adanya masalah yang lebih serius.

"Pusing adalah istilah nonspesifik yang cenderung digunakan orang untuk menggambarkan banyak hal berbeda," catat Laffin.

Baca juga: 10 Kunci Kurangi Kadar Kolesterol Jahat Tanpa Obat-obatan

"Kepala berputar, dan sensasi seperti vertigo, sangat berbeda dari pusing."

Laffin mengatakan, perasaan seperti kepala berputar seringkali disebabkan oleh vertigo atau masalah telinga bagian dalam, dan tidak terkait penyakit kardiovaskular.

Namun, sakit kepala ringan bisa menandakan penyakit yang berhubungan dengan jantung.

"Contohnya, terjadi penumpukan plak atau kolesterol di arteri karotis dan kekurangan aliran darah, atau jika kita memiliki penyempitan katup jantung tertentu, atau aritmia," kata Laffin.

"Kondisi ini dapat menyebabkan apa yang disebut pusing oleh sebagian orang, tetapi mungkin lebih tepat disebut sakit kepala ringan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com