KOMPAS.com - Sampai saat ini limbah plastik masih menjadi isu terbesar yang perlu diperhatikan dalam usaha kita mengatasi masalah lingkungan.
Maka dari itu, tidak heran jika semakin banyak industri, terutama fesyen, berusaha memanfaatkan daur ulang plastik untuk dijadikan sebagai kain atau produk-produk pakaian.
Menurut direktur penjualan Unifi, produsen kain dari botol plastik, Melissa Henkle, daur ulang merupakan alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Dan meskipun botol bukan satu-satunya plastik yang didaur ulang, namun botol adalah salah satu yang paling populer digunakan sebagai bahan daur ulang untuk membuat kain.
Tetapi apakah bahan yang tampaknya ada di mana-mana ini benar-benar merupakan solusi keberlanjutan yang diinginkan?
Dalam menjawab pertanyaan itu, ada baiknya untuk melihat bagaimana sebenarnya industri fesyen itu sendiri secara keseluruhan.
Sebagai bahan daur ulang yang populer, botol plastik biasanya akan diubah menjadi kain berupa poliester alias serat tekstil yang paling umum digunakan di dunia.
Nah, menurut laporan dari Textile Exchange, poliester memenghasilkan sekitar 52 persen serat yang diproduksi secara global pada 2019, namun hanya 14 persen dari total itu yang dibuat dari bahan daur ulang.
"Menggunakan botol plastik daur ulang merupakan perbaikan terhadap penggunaan bahan poliester murni," kata direktur standar di Textile Exchange, Ashley Gill.
Gill juga mengungkapkan, baik poliester maupun botol plastik berasal dari bahan bakar fosil penyebab perubahan iklim. Jadi, mengurangi permintaan akan bahan murni seperti ini akan berdampak positif pada lingkungan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.