Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2022, 11:13 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Cuteness

KOMPAS.com - Setiap pemilik hewan peliharaan pasti mencintai peliharaannnya sepenuh hati.

Namun, apakah hewan peliharaan kita dapat merasakan jatuh cinta juga?

Dilansir dari Cuteness, ternyata jawabannya adalah “iya,” dan anjing lebih mudah mencintai dibanding kucing. Meski mungkin anabul kita ini tidak jatuh cinta dalam konteks romantis.

Nah, “jatuh cinta” pada hewan peliharaan dipengaruhi oksitoksin.

Hormon ini dilepaskan tubuh untuk mendorong adanya ikatan, membantu pemilik tubuh untuk bertahan hidup.

Tubuh melepaskan oksitoksin secara merata, baik untuk perasaan cinta platonis (pada teman, sahabat, dan lain-lain), serta cinta romantis.

Hewan peliharaan tentu tidak dapat menyebutkan keinginannya secara verbal, jadi tidak ada cara untuk mengetahui apakah hewan peliharaan mengalami jatuh cinta romantis atau tidak.

Namun, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Based on neuroeconomist Dr. Paul Zak pada sebuah seri berjudul “Cats v Dogs” di BBC2, dibandingkan dengan kucing, anjing memproduksi lebih banyak oksitoksin setelah bermain dengan pemiliknya.

Eksperimen tersebut melibatkan 20 pemilik hewan dengan hewan peliharaannya, terdiri dari 10 ekor anjing dan 10 ekor kucing.

Zak mengambil contih air liur dari semua partisipan, sesudah dan sebelum waktu bermain, untuk mengukur kadar oksitoksin.

Nah, sementara beberapa penelitian lainnya menunjukkan bahwa baik anjing dan pemiliknya saling melepaskan oksitoksin saat memandang satu sama lain, hanya ada sedikit studi yang mempelajari kucing.

Hasilnya, rata-rata anjing ditemukan dapat menghasilkan hampir lima kali lebih banyak oksitosin daripada kucing, dengan tingkat air liur meningkat 57,2 persen untuk anjing dan 12 persen untuk kucing.

Namun sebelum protes pada kucingmu, perlu diketahui bahwa studi tersebut bukanlah sebuah studi konklusif.

New York Magazine bahkan mengatakan bahwa eksperimen tersebut memiliki kekurangan, dan mengatakan bahwa tingkat oksitosin kemungkinan lebih berkaitan dengan stres daripada kemampuan untuk mencintai.

Sementara itu, John Bradshaw, seorang ilmuwan Universitas Bristol yang mempelajari perilaku hewan, berpendapat bahwa hasil eksperimen itu dipengaruhi karena kucing merupakan teritorial.

Halaman:
Sumber Cuteness
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com