Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Sering Merasa Lelah? Awas Tanda Parental Burnout

Kompas.com - 24/02/2022, 15:04 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Siapa bilang burnout hanya bisa dialami oleh orang-orang yang bekerja di kantor.

Orangtua yang sehari-hari merawat anaknya di rumah juga dapat mengalami hal ini atau biasa disebut parental burnout.

Ada pun, parental burnout adalah kelelahan fisik, mental, dan emosional yang dirasakan akibat stres kronis mengasuh anak.

Hal ini dijelaskan oleh ahli saraf berlisensi, Dr. Puja Aggarwal.

Burnout dapat bermanifestasi dengan menjauhkan emosional dari anak atau mudah marah," tambahnya.

Aggarwal mengatakan, beberapa orang yang mengalami parental burnout bisa merasakan berbagai akibat.

Seperti menjadi pelupa, mengalami peningkatan kecemasan atau depresi, dan meragukan kemampuannya sebagai orangtua.

Sementara itu, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, Michaela Decker, menjelaskan bahwa burnout adalah hasil dari stres berkepanjangan.

Hal ini bisa terjadi ketika tuntutan yang diberikan pada seseorang melebihi kemampuannya untuk memenuhi harapan.

Tidak berbeda jauh dengan yang dikatakan Aggarwal, Decker juga menyebut burnout membuat seseorang merasa lelah secara fisik dan emosional.

Tapi, burnout juga bisa diiringi dengan kurangnya motivasi, rasa putus asa, dan keinginan menjauhkan diri dari orang lain dan aktivitas yang menyenangkan.

Walau burnout bisa dialami orangtua mana pun, kabar baiknya hal ini hanya terjadi untuk sementara waktu.

Baca juga: Beda dengan Stres, Kenali Penyebab dan Tanda Burnout

Tanda-tanda burnout

Burnout yang dirasakan setiap orang dapat berbeda-beda. Tetapi, tanda-tanda umum yang biasa dirasakan, meliputi:

  • Merasa lelah atau terkuras energinya sepanjang waktu
  • Perasaan tidak berdaya, putus asa, atau ragu-ragu
  • Sakit kepala, sakit leher, dan nyeri otot
  • Kehilangan motivasi
  • Perubahan nafsu makan atau kebiasaan tidur
  • Keinginan menyendiri
  • Frustasi

Tanda-tanda di atas sebaiknya dicermati apabila orangtua mulai mengalami perasaan tidak nyaman atas apa yang dia lakukan.

Pasalnya, orang yang mengalami burnout dapat menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol dengan dalih menenangkan diri.

Aggarwal menjelaskan, parental burnout bukanlah fenomena baru dan telah terjadi selama bertahun-tahun.

Terutama ketika wanita berbondong-bondong memasuki dunia kerja dan pandemi juga membuat tingkat stres orangtua saat ini mengalami peningkatan.

“Laporan orangtua yang memgalami burnout telah meningkat secara eksponensial selama 18 bulan terakhir karena Covid-19,” kata Aggarwal.

Burnout ada sebelum pandemi, tetapi pandemi telah secara signifikan memperburuk parental burnout," tambahnya.

Dia menerangkan, orangtua yang kehilangan pekerjaan, rumah, dan pendapatan mengakibatkan stres dan kecemasan semakin bertambah.

“Mereka tidak tahu bagaimana dapat memberi makan anak-anak mereka, dan banyak anak yang sekolah online membuat orangtua harus menjadi guru."

Psikolog Martha Horta-Granados bahkan menyebut kemampuan mekanisme koping yang buruk juga membuat seseorang semakin berisiko mengalami burnout.

Untuk diketahui, mekanisme koping adalah strategi atau adaptasi psikologis yang diandalkan seseorang untuk mengelola stres.

“Orang dengan keterampilan koping yang buruk, toleransi frustrasi yang rendah, atau keterampilan ketahanan yang buruk akan lebih rentan mengalami kelelahan," katanya.

Baca juga: Mengenal Burnout, Penyebab, dan Cara Menanganinya

Cara mengatasi parental burnout

Parental burnout perlu segera ditangani agar aktivitas orangtua dalam merawat anaknya tidak mengalami terganggu.

Berikut ini cara-cara yang bisa dicoba:

1. Berbicara dengan orang terdekat

Saat burnout melanda cobalah berbicara dengan pasangan, orang tua, orang terkasih, atau orang terdekat lain.

Jelaskan apa yang sedang dihadapi dan yang dirasakan.

Sebaiknya jangan takut untuk mengakui bahwa diri sendiri sedang berjuang atau terlalu banyak bekerja dan kewalahan.

Beri waktu bagi orang terdekat yang diajak berbicara untuk membrikan solusi.

2. Tidur yang cukup

Saat orangtua masih harus mengasuh bayi, waktu tidur bisa saja tersita. Tapi tetaplah berusaha untuk tidur selagi ada waktu.

Orangtua bisa tidur 20 menit di siang hari untuk memulihkan dan mengurangi stres.

Tidur yang cukup juga dapat meningkatkan fokus dan membantu seseorang mengatur emosi dengan lebih baik.

3. Olahraga

Walau beberapa orang menganggap olahraga tidak cocok dilakukan saat sedang burnout, ternyata faktanya tidak selalu begitu.

Olahraga saat burnout dapat meningkatkan energi sekaligus mengurangi stres.

4. Beristirahat

Meluangkan beberapa menit untuk beristirahat, seperti meminum secangkir kopi atau teh hangat bisa mejadi solusi saat burnout.

Baca juga: 4 Cara Memberikan Dukungan pada Pasangan yang Sedang Burnout

5. Cari support system

Saat burnout sebaiknya orangtua mencari orang yang tepat sebagai support system-nya.

Misalnya degan menitipkan anak ke tempat penitipan supaya orangtua untuk beberapa saat dapat berisitrahat.

Atau, jika masih merasa kewalahan, orangtua sah-sah saja menghubungi psikolog atau terapis.

“Ada kalanya kita dapat memperoleh manfaat dari dukungan orang lain, termasuk profesional kesehatan mental,” kata Dr. Diana Concannon, psikolog berlisensi dan pakar respons krisis.

“Kadang-kadang hanya membicarakan sesuatu dapat membantu kita untuk mendapatkan perspektif yang lebih besar atau wawasan baru yang mendukung kita untuk menjadi lebih menyenangkan.”

6. Sabar dengan diri sendiri

Membesarkan anak adalah hal yang menantang sekaligus bermanfaat.

Perasaan frustrasi dan kelelahan dapat terjadi dan merupakan hal yang normal.

Kebanyakan orangtua akan mengalami parental burnout, tapi yang terpenting adalah bagaimana cara mereka menangani dirinya sendiri.

"Anda tidak harus menghadapi semuanya sendirian, atau menjadi ibu atau ayah yang super," kata Horta-Granados.

"Ingatlah bahwa Anda adalah manusia. Anda rentan. Anda tidak dapat melakukan semuanya, dan bersabarlah dengan diri Anda sendiri. Bersikaplah yang baik."

7. Merawat diri

Rawatlah diri sendiri walau orang tua sedang mengalami burnout.

Luangkan waktu 2 menit setiap pagi untuk bernapas dan memikirkan diri sendiri.

Orangtua dapat bermeditasi, membuat jurnal, yoga, atau mandi di penghujung hari untuk merilekskan fisik mental.

Baca juga: Waspadai Gejalanya, Inilah Tanda Burnout pada Ibu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com