Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jouhatsu, "Budaya Menghilang" ala Orang Jepang

Kompas.com - 25/02/2022, 22:02 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber BBC

“Biasanya alasan pindah adalah sesuatu yang baik, seperti masuk universitas, mendapatkan pekerjaan baru atau menikah," ujar Sho Hatori, yang mendirikan perusahaan untuk membantu para pelaku jouhatsu.

Ia mengaku, ada juga alasan lain mengapa orang di negaranya ingin menghilang tanpa jejak.

Seperti mengalami putus kuliah, kehilangan pekerjaan, atau melarikan diri dari penguntit.

Pada awalnya, ia mengira kehancuran finansial menjadi satu-satunya hal yang mendorong orang untuk melarikan diri dari kehidupannya yang bermasalah.

Tetapi, jawabannya ternyata tidak. Sebab, ada alasan lainnya dan karenanya ia mendukung orang untuk memulai kehidupan keduanya.

Awal mula jouhatsu

Sosiolog Hiroki Nakamori telah meneliti jouhatsu selama lebih dari satu dekade.

Ia mengatakan, istilah jouhatsu pertama kali digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang memutuskan menghilang di tahun 60-an.

Tingkat perceraian yang sangat rendah di Jepang menyebabkan beberapa orang memutuskan meninggalkan pasangannya daripada melalui proses perceraian yang rumit.

“Di Jepang, lebih mudah jouhatsu,” kata Nakamori.

Pasalnya privasi sangat dilindungi dan orang-orang dapat dengan bebas menarik uang dari ATM tanpa ditandai.

Keluarga juga tidak dapat mengakses kamera keamanan yang merekam orang yang dicintai selama dalam pelarian.

“Polisi tidak akan campur tangan kecuali ada alasan lain, seperti kejahatan atau kecelakaan. Yang dapat dilakukan adalah membayar pada detektif swasta. Atau tunggu saja. Itu saja," imbuh Nakamori.

Bagi mereka yang ditinggalkan orang yang melakukan jouhatsu, pasti akan merasakan kekagetan.

Seperti yang dialami seorang wanita Jepang, yang kaget ketika putranya berusia 22 tahun hilang dan tidak pernah menghubunginya kembali.

“Ia gagal setelah berhenti dari pekerjaannya dua kali. Dia pasti merasa sedih dengan kegagalannya.”

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com