Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Bangga Jadi Workaholic, Ini Berbagai Dampak Buruknya

Kompas.com - 28/02/2022, 12:04 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Workaholic seringkali dianggap sebagai hal yang membanggakan bagi seorang pekerja.

Mereka yang tergolong workaholic merasakannya sebagai pencapaian apabila mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya untuk bekerja.

Seringkali durasi bekerja dikaitkan dengan loyalitas pekerja terhadap tempat kerjanya.

Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu workaholic di beberapa kantor atau perusahaan, terutama di kota-kota besar.

Padahal, menurut studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) bekerja terlalu lama atau lebih dari 55 jam seminggu berdampak negatif bagi kesehatan.

Bahaya workaholic untuk kesehatan

Durasi bekerja yang normal sebenarnya sekitar 40 jam saja per minggu.

Tapi faktanya, banyak pekerja melampui batasan normal ini dengan berbagai sebab.

Menurut penelitian, bekerja lebih dari 55 jam dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, suatu kondisi nyeri dada berulang atau ketidaknyamanan dan stroke.

Baca juga: Strategi Mempertahankan Hubungan dengan Pasangan Workaholic

Orang-orang yang workaholic cenderung mengalami peningkatan kadar kortisol atau hormon stres.

Hal ini bisa berakibat pada kabut otak, tekanan darah tinggi, dan sejumlah masalah kesehatan lainnya.

“Ini seperti mobil yang mencoba berjalan dengan jumlah bahan bakar yang sangat terbatas di dalam tangki,” kata psikolog Clevelad Clinic, AS Dr. Adam Borland.

Selain merasa kelelahan, orang yang terlalu banyak bekerja akan mengalami:

1. Durasi tidur berkurang

Kurangnya tidur bisa menjadi salah satu tanda seseorang terlalu banyak bekerja.

Hal ini tidak boleh dibiarkan sebab tidur bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental.

Mengorbankan waktu tidur demi pekerjaan dapat memengaruhi cara kita saat mengatasi stres, memecahkan masalah, atau pulih dari penyakit.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com