KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan kanker paru-paru dalam 10 besar penyakit penyebab kematian tertinggi.
Orang-orang yang berisiko mengalami penyakit ini akan merasakan sejumlah gejala, seperti batuk yang tidak kunjung hilang, batuk berdarah, dan sesak napas.
Selain itu, gejala-gejala tersebut juga dapat diikuti dengan rasa sakit di dada, serak, berat badan turun, dan sakit kepala.
Sayangnya, masih banyak orang tidak sadar dengan bahayanya sehingga tidak mengubah pola hidupnya.
Baca juga: Diet ini Mampu Turunkan Risiko Kanker Paru-paru, Apa?
Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Beberapa faktor dapat dikendalikan, misalnya dengan berhenti merokok.
Akan tetapi, faktor-faktor lain tidak dapat dikendalikan, seperti riwayat keluarga. Faktor risiko kanker paru-paru meliputi:
Faktor pemicu terbesar kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok, yang bukan hanya dialami perokok aktif namun juga perokok pasif.
Dokter percaya merokok menyebabkan kanker paru-paru dengan merusak sel-sel yang melapisi organ pernapasan tersebut.
Saat menghirup asap rokok yang penuh dengan zat penyebab kanker atau karsinogen, perubahan pada jaringan paru-paru dapat terjadi.
Baca juga: Sanjay Dutt Umumkan Menang Lawan Kanker Paru Paru
Pada awalnya tubuh mungkin dapat memperbaiki kerusakan ini. Tetapi dengan setiap paparan berulang, sel-sel normal yang melapisi paru-paru akan semakin rusak.
Seiring waktu, kerusakan menyebabkan sel bertindak tidak normal dan akhirnya kanker dapat berkembang.
Jika seseorang telah menjalani terapi radiasi di bagian dada, ada kemungkinan risiko terkena kanker paru-paru dapat meningkat.
Radon diproduksi oleh pemecahan alami uranium di tanah, batu, dan air yang akhirnya menjadi bagian dari udara yang dihirup manusia.
Tingkat radon yang tidak aman dapat menumpuk di bangunan mana pun, termasuk rumah.
Paparan asbes di tempat kerja dan zat lain diketahui dapat menyebabkan kanker karena mengandung arsenik, kromium, dan nikel.
Baca juga: 5 Kebiasaan Pintar demi Kesehatan Paru-paru
Kandungan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, terutama jika orang tersebut merupakan perokok.
Orang tua, saudara kandung, atau anak dengan kanker paru-paru memiliki peningkatan risiko penyakit ini.
Orang dengan kanker paru-paru dapat mengalami sesak napas jika kanker terlanjur berkembang dan menutup saluran udara utama.
Kanker paru-paru juga dapat menyebabkan cairan menumpuk di sekitar paru-paru, sehingga mempersulit organ ini untuk mengembang sepenuhnya saat menarik napas.
Baca juga: 10 Tanda-tanda Kanker Paru-paru Stadium 4 yang Harus Diwaspadai
Kanker paru-paru dapat menyebabkan pendarahan di saluran napas yang bisa berakibat pada batuk berdarah (hemoptisis).
Kanker paru-paru lanjut yang menyebar ke lapisan paru-paru atau ke area lain dari tubuh, seperti tulang, dapat menyebabkan rasa sakit.
Baca juga: 6 Cara Membersihkan Paru-paru Setelah Berhenti Merokok
Kanker paru-paru dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang yang mengelilingi paru-paru yang terkena di rongga dada (ruang pleura).
Cairan yang menumpuk di dada dapat menyebabkan sesak napas.
Jika ditangani, penderita kanker paru-paru bisa mendapat bantuan untuk mengalirkan cairan dari dada dan mengurangi risiko efusi pleura terjadi lagi.
Kanker paru-paru sering menyebar (metastasis) ke bagian lain dari tubuh, seperti otak dan tulang.
Baca juga: Cara Membersihkan Paru-paru untuk Perokok Aktif maupun Pasif
Kanker dapat menyebabkan rasa sakit, mual, sakit kepala, atau tanda dan gejala lain tergantung dari organ yang terkena.
Setelah kanker paru-paru telah menyebar di luar paru-paru, umumnya tidak dapat disembuhkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.