KOMPAS.com - Workaholic atau kecanduan bekerja tentu tidak baik bagi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Kerja terlalu keras dapat menyebabkan kelelahan, stres, depresi, bahkan burnout.
Selain itu, workaholic juga bisa mengganggu work life balance seseorang sehingga ia tidak punya waktu untuk diri sendiri dan keluarga.
Baca juga: Jangan Bangga Jadi Workaholic, Ini Berbagai Dampak Buruknya
Sayangnya, orang yang mengalaminyaseringkali tidak menyadari bahwa dirinya gila kerja.
Semua kerja kerasnya selalu didasarkan pada alasan dedikasi dan kecintaan terhadap tempat kerja.
Workaholic adalah kondisi yang harus diperbaiki demi kesehatan mental dan fisik.
Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, tentu kita harus menyadari apakah termasuk golongan workaholic atau bukan.
Dilansir dari Metro, berikut ini tanda seseorang mengalami workaholic menurut Profesor Sir Cary Cooper, psikolog kenamaan asal Inggris.
Tanda pertama workaholic yang wajib diketahui adalah kebiasaan bekerja melebihi batasan.
Orang yang mengalami hal ini kerap melewatkan makan siang, pulang paling terakhir dari kantor, bahkan terus membawa laptop untuk bekerja ke mana pun.
Baca juga: Waspadai, Gila Kerja Sebabkan Masalah pada Kesehatan Mental
Akibatnya, mereka tidak bisa membedakan waktu untuk bekerja di kantor dan me time atau family time di rumah.
Walau banyak orang memilih untuk bersantai dan menenangkan diri ketika dilanda masalah, hal ini tidak berlaku bagi seorang workaholic.
Pasalnya ia lebih memilih untuk menjadikan pekerjaan sebagai "pelarian" walau mood-nya sedang buruk atau mengalami masalah.
Minum alkohol menjadi pilihan beberapa orang untuk melarikan diri dari padatnya rutinitas pekerjaan.
Seseorang yang workaholic cenderung mengalami peningkatan konsumsi alkohol untuk mengatasi stres setelah bekerja.