KOMPAS.com - Penuaan menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang.
Ketakutan ini akan semakin nyata jika mereka meyakini mitos seputar penuaan tubuh yang -tentu saja, tidak kurat.
Kondisi inilah yang lantas mendorong Stephen Perrine dan Heidi Skolnik, editor dan co-author di AARP the Magazine untuk menulis buku yang menjelaskan berbagai mitos terkait penuaan, nutrisi, dan metabolisme.
Buku ini berjudul "The Whole Body Reset: Your Weight-Loss Plan for a Flat Belly, Optimum Health & a Body You'll Love at Midlife and Beyond".
"Di AARP, apa yang kami dengar dari anggota kami adalah, ia dulunya kurus namun sekarang tidak, ada apa?" kata Perrine kepada Today.
Baca juga: Bayam, Sayuran Ampuh untuk Menurunkan Berat Badan
"Ia berolahraga dengan cara yang sama, makan dengan cara yang sama, dan berat badannya terus bertambah."
"Itulah yang ingin kami ungkap saat menulis buku ini."
Perrine dan Skolnik menyebut, metabolisme tidak melambat seiring bertambahnya usia.
"Tetapi setelah usia 30 tahun, kita kehilangan massa otot di tubuh," ujar Perrine.
"Itu sebabnya kita perlu berfokus pada kapan dan bagaimana kita mengonsumsi protein yang dapat membantu di usia paruh baya dan seterusnya."
Mereka lantas membagikan enam tips untuk tetap sehat, langsing, dan melawan stigma negatif mengenai peningkatan berat badan seiring bertambahnya usia.
Protein membantu tubuh untuk merasa kenyang, dan pada gilirannya bisa menurunkan berat badan.
Baca juga: Teh Hijau, Herbal Terbaik untuk Memperlambat Penuaan
Orang berusia lanjut memerlukan lebih banyak protein dalam diet mereka.
Oatmeal termasuk menu sarapan yang menyehatkan, namun kita bisa menambahkan lebih banyak protein dalam makanan itu.
"Cara sederhana untuk menambahkan protein ke oatmeal adalah dengan memasak oat dalam susu," kata Skolnik.