KOMPAS.com - Tidak semua orang memiliki jiwa kepemimpinan. Oleh karenanya, banyak orang menganggap jiwa kepemimpinan sebagai sebuah takdir.
Tapi, sejarah panjang telah membuktikan bahwa ada hubungan antara kepribadian seseorang dengan kepemimpinan.
Pada paruh awal abad ke-20, ada banyak penelitian yang mempelajari ciri-ciri kepribadian yang terkait dengan kepemimpinan yang efektif.
Namun pada tahun 1960-an penelitian tersebut sebagian besar mulai ditinggalkan.
Barulah pada abad ke-21, orang-orang kembali bergairah mencari tahu keterkaitan antara kepemimpinan dengan kepribadian.
Salah satunya dilakukan dengan menggunakan teori Big Five untuk melihat hubungan keduanya.
Untuk kamu yang belum tahu, Big Five banyak digunakan untuk memecah kepribadian orang ke dalam lima ciri, yakni:
Sifat ini menonjolkan karakteristik seperti imajinasi dan wawasan.
Orang yang memiliki sifat ini juga cenderung memiliki minat yang luas. Mereka ingin tahu tentang dunia dan orang lain.
Selain itu, mereka juga ingin mempelajari hal-hal dan menikmati pengalaman baru.
Kepribadian ini memiliki tingkat perhatian yang tinggi, kontrol impuls yang baik, dan perilaku yang bisa diarahkan pada tujuan.
Orang yang demikian akan sangat teliti, cenderung terorganisir, dan perhatian terhadap detail.
Mereka dapat merencanakan ke depan, memikirkan bagaimana perilakunya memengaruhi orang lain, dan memperhatikan tenggat waktu.
Extraversion dicirikan sebagai rasa gembira, kemampuan bersosialisasi, pandai bicara, ketegasan, dan ekspresi emosional yang tinggi.
Orang yang extraversion ramah dan cenderung mendapatkan energi dalam situasi sosial.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.